Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia membuat tren berwisata berubah.
Itu karena masyarakat tidak lagi bisa bepergian dengan bebas, terlebih berwisata ke negara lain.
Berikut ini adalah tren berwisata yang berubah karena pandemi Covid-19:
1. Frekuensi bepergian berkurang, durasi waktu tinggal bertambah
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya mengatakan, frekuensi orang bepergian menurus sejak pandemi.
“Sekarang frekuensi bepergian jarang, tapi tinggalnya lebih lama. Kayak bisa lebih dari seminggu,” kata dia dilansir dari Antara, Kamis (25/11/2021).
2. Bepergian dengan orang yang dikenal
Nia melanjutkan, perbedaan tren yang kedua adalah masyarakat kini lebih nyaman bepergian dengan seseorang yang lebih dikenal.
Selain lebih dikenal, teman bepergian saat masa pandemi juga lebih diketahui seputar riwayat kesehatannya.
3. Harga tiket tak lagi jadi perhatian utama
Selanjutnya, imbuh Nia, masyarakat sekarang tidak lagi menjadikan harga tiket sebagai perhatian utama.
Sekarang ini, masyarakat lebih memilih moda transportasi dengan penerapan protokol kesehatan yang baik.
“Kalau dulu kan harga yang jadi perhatian pertama. Sekarang protokolnya,” ujar Nia.
4. Membeli tiket yang bisa dijadwal ulang
Pandemi Covid-19 membuat terjadinya perubahan peraturan seputar perjalanan yang lebih sering dan mendadak.
Oleh karena itu, Nia mengatakan bahwa masyarakat lebih memilih memesan tiket dan hotel yang terdapat jaminan uang kembali atau bisa dijadwal ulang.
“Refund, reschedule, itu yang menentukan orang dalam memilih perjalanannya. Karena kalau sewaktu-waktu peraturan berubah, tiket bisa di-refund atau reschedule,” tutur dia.
sumber: kompas.com