Candi Borobudur menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Pasalnya, pemerintah berencana menaikkan harga tiket naik Candi Borobudur menjadi Rp 750.000 per orang.
Bangunan bersejarah tersebut memang memiliki sejumlah keunikan yang menjadi daya tarik tersendiri. Tak heran jika Candi Borobudur banyak dikunjungi oleh para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Yuk, kulik keunikan Candi Borobudur di bawah ini!
1. Dibangun pada masa Dinasti Syailendra
Meski tidak diketahui secara tepat tahun pembangunan Candi Borobudur, namun mengutip laman Kemendikbud di bagian Balai Konservasi Borobudur, seorang sejarawan bernama J.G.de Casparis berpendapat bahwa candi ini dibangun pada masa wangsa atau Dinasti Syailendra.
Pembangunan candi diperkirakan berlangsung pada abad ke-7 hingga ke-8 (782-812 masehi) saat kepemimpinan Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra.
Pendapat Casparis berorientasi pada prasasti berangka 824 masehi dan prasasti Sri Kahulunan berangka 842 masehi. Sedangkan menurut arsitek Jacques Dumarcay, bangunan candi didirikan secara lima tahap.
Dimulai tahap pertama pada 780 masehi, tahap kedua dan ketiga 792 masehi, tahap keempat 824 masehi, dan tahap kelima 833 Masehi.
2. Pahatan pada relief candi punya makna
Menurut keterangan situs Kemendikbud (Balai Konservasi Borobudur), candi ini mempunyai 1.460 panil relief cerita dengan 1.212 panil relief dekoratif.
Pada relief tingkat Kamadhatu terpahat 160 panil relief pada kaki candi yang menjelaskan tentang hukum sebab akibat. Selanjutnya, 1.300 panil relief tingkat Rupadhatu menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi.
Terakhir, pada tingkatan Arupadhatu tidak terdapat ornamen apa pun, hanya stupa berupa patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi. Hal ini mencerminkan kemurnian tertinggi. Total terdapat 72 stupa pada tingkatan Arupadhatu.
Stupa paling besar terletak di tengah candi.
3. Bangunan candi menggunakan 2 juta batu
Masih melansir situs Kemendikbud, bangunan candi menggunakan batu-batu yang berasal dari sungai di sekitar Borobudur. Keseluruhan batu yang dipakai berjumlah sekitar 55.000 meter kubik, atau kurang lebih 2 juta potong batu. Struktur bangunan candi berbentuk kotak, dengan empat pintu masuk dan titik pusat yang berbentuk lingkaran.
Panjang candi mencapai 121,66 meter, lebar 121,38 meter, dan tinggi 35,40 meter. Susunan bangunan candi berupa sembilan teras berundak, terdiri dari enam teras berdenah persegi dan tiga teras berdenah lingkaran.
Pada puncaknya, terdapat stupa induk berukuran besar. Terdapat pula tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan ber-pradaksina.
4. Dikelilingi banyak gunung
Dilihat dari sisi geografis, Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sebelah timur, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing di utara, dan Pegunungan Menoreh di bagian Selatan. Tak heran, panorama dari puncak candi begitu menawan.
Selain itu, Candi Borobudur terletak di antara Sungai Progo dan Sungai Elo. Candi Borobudur berdiri megah di atas bukit yang telah dimodifikasi dengan ketinggian sekitar 265 mdpl.
5. Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO
Pada 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia (World Heritage Sites) oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Candi Borobudur merupakan situs budaya pertama di Indonesia yang masuk dalam situs warisan dunia atau world heritage list.
Candi Borobudur ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia karena arsitektur bangunan candi yang sangat unik dengan memadukan stupa, candi, serta gunung dalam bangunannya. Tiap detilnya memiliki karakteristik dan makna tersendiri.
Terlepas soal kontroversi kenaikan harga tarif naik, Candi Borobudur dengan segala keunikannya memang telah berhasil memukau dunia. Sudah sepatutnya Indonesia bangga memilikinya.
sumber: iDN Times
Tinggalkan Balasan