Ketua Bidang Kompetisi, Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kalimantan Selatan Joni Kurniawan mengatakan, terdapat sejumlah hal yang memengaruhi kunjungan wisatawan untuk melakukan kegiatan arung jeram.
“Sebagian besar menyatakan memang Covid-19 berpengaruh terhadap kunjungan. Tapi mungkin kalau tidak ada Covid-19, persoalan utama lain adalah kecelakaan di sungai,” kata dia.
Baca juga:
- Kisah Huta Siallagan, Pada Zaman Dulu di kenal kampung kanibal
- Kampung Ulos Hutaraja, Destinasi Wisata Warisan Budaya Batak
- Batu Tambar di Saribu Gua, Kampung Spiritual dan Ritualisme Batak
- Makna Filosofis Arsitektur Rumah Adat Batak
- Gua Gong, Surga di Tengah Berbukitan Cadas nan Gersang Pacitan
Pernyataan tersebut Joni sampaikan dalam webinar Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) bertajuk “Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia Melalui Wisata Petualangan” pada Kamis (14/1/2021).
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Kompas.com rangkum tujuh hal yang memengaruhi kunjungan wisatawan untuk melakukan kegiatan arung jeram, Selasa (19/1/2021):
1. Wabah penyakit
Menurut data yang dipaparkan Joni dari hasil survei, wabah penyakit—dalam hal ini pandemi Covid-19—memengaruhi kedatangan wisatawan untuk melakukan arung jeram sebesar 43 persen.
2. Kecelakaan di sungai
Untuk kecelakaan di sungai, pengaruhnya adalah 34 persen. Joni mengatakan bahwa isu ini merupakan yang paling penting untuk diperhatikan.
“Penting jadi perhatian kita semua karena setiap ada kecelakaan, itu berdampak pada operator wisata arung jeram,” ujar dia.
3. Kondisi ekonomi
Dalam paparannya, kondisi ekonomi memengaruhi kunjungan wisatawan arung jeram sebesar 34 persen.
Joni mengatakan, hal tersebut masih berkaitan dengan Covid-19 karena menurunkan minat orang untuk berwisata.
4. Iklim/cuaca
Untuk iklim/cuaca, hal ini memiliki pengaruh sebesar 32 persen. Sebab, sambung Joni, hal tersebut membuat wisatawan mempertimbangkan kegiatan luar ruangan, terlebih jika sedang hujan.
5. Keamanan
Dalam data yang dipaparkan oleh Joni, keamanan memiliki persentase sebesar 17 persen dalam pengaruhnya terhadap kunjungan wisatawan dalam melakukan kegiatan arung jeram.
6. Harga paket
Meski mungkin beberapa wisatawan mementingkan harga yang murah, menurut Joni dalam wisata arung jeram, persoalan tersebut hanya memiliki persentase sebesar 17 persen.
Baca juga:
- Kisah Huta Siallagan, Pada Zaman Dulu di kenal kampung kanibal
- Kampung Ulos Hutaraja, Destinasi Wisata Warisan Budaya Batak
- Batu Tambar di Saribu Gua, Kampung Spiritual dan Ritualisme Batak
- Makna Filosofis Arsitektur Rumah Adat Batak
- Gua Gong, Surga di Tengah Berbukitan Cadas nan Gersang Pacitan
“Harga paket tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap minat orang untuk kunjungan dan memiliki kegiatan arung jeram,” sambung dia.
7. Bencana alam
Walaupun arung jeram merupakan salah satu dari sekian banyak wisata petualangan yang dilakukan di alam, bencana alam hanya memengaruhi kunjungan wisatawan sebesar 2 persen.
“Bencana alam berpengaruh, tapi mungkin (bencana alam) akan cepat reda. Kunjungan pulih kembali,” tutur dia.
sumber: kompas.com