Sebuah data dari Adventure Travel Trade Association (ATTA) menunjukkan, saat ini terdapat sembilan jenis wisata petualangan yang paling diminati masyarakat.
“Dia melakukan riset terhadap para operator wisata petualangan dari lima benua. Hasilnya, yang pertama adalah hiking,” kata Sekretaris Jenderal Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) Amalia Yunita.
Hal tersebut dia ungkapkan dalam webinar IATTA bertajuk “Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia Melalui Wisata Petualangan”, Kamis (14/1/2021).
Baca juga:
- Aquabike World Championship Berakhir Saat Peringatan Kemerdekaan RI, Ini Hasil Racenya
- Pemekaran Wilayah Dairi: Tiga Kecamatan Resmi Lepas, UMK 2025 Justru Jadi yang Terendah di Sumut
- Balige, Destinasi Wisata Menawan yang Tersembunyi di Ujung Danau Toba
- Deretan Tempat Wisata Terbaik di Nias yang Menyajikan Pesona Alam dan Budaya, Cocok untuk Berfoto
- Provinsi Tapanuli di Depan Mata! 18 Daerah Siap Pisah dari Sumatera Utara demi Keadilan Pembangunan
Berdasarkan paparannya, hiking/trekking/walking menempati urutan nomor satu. Sementara urutan selanjutnya terdiri dari bersepeda, safari, budaya, kuliner, ekspedisi penjelajahan, kayak, multisport, dan rafting.
“Wisata petualangan sebenarnya tiga dari dua hal, yaitu aktivitas fisik, pertukaran budaya, dan interaksi dengan alam. Jadi wisata kuliner dan budaya juga bisa disebut sebagai wisata petualangan,” kata Amalia.
Kenapa sembilan jenis wisata petualangan tersebut digemari?
Amalia menyebutkan, sembilan jenis wisata petualangan yang tengah naik daun tersebut termasuk dalam soft tourism.
Mengutip Onecaribbean.org, situs resmi Badan Pariwisata Kepulauan Karibia, soft tourism atau soft adventure adalah istilah yang merujuk pada wisata petualangan yang tidak terlalu membutuhkan pengalaman, serta berisiko rendah.
Menurut Amalia, sembilan jenis wisata dalam survei yang dilakukan ATTA pada 2020 sedang digemari karena banyak pendatang baru dalam bidang wisata petualangan.
“Termasuk di Indonesia. Kalau dilihat, dulu orang-orang yang tadinya enggak mau melakukan kegiatan petualangan, mungkin merasa bukan dunianya, sekarang mulai melakukannya,” tuturnya.
Bagi para pendatang baru tersebut, sembilan jenis wisata petualangan yang tengah naik daun merupakan yang paling aman dilakukan sebagai jalan masuk ke wisata petualangan.
Hal ini membuat kegiatan soft tourism lebih diminati dibanding wisata petualangan yang cukup menantang.
ATTA melakukan survei tersebut kepada para anggota pada Januari-Februari 2020 yang masing-masing berlokasi di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Tengah/Karibia, Asia, Afrika, Pasifik, Timur Tengah, dan Eropa.
Baca juga:
- Aquabike World Championship Berakhir Saat Peringatan Kemerdekaan RI, Ini Hasil Racenya
- Pemekaran Wilayah Dairi: Tiga Kecamatan Resmi Lepas, UMK 2025 Justru Jadi yang Terendah di Sumut
- Balige, Destinasi Wisata Menawan yang Tersembunyi di Ujung Danau Toba
- Deretan Tempat Wisata Terbaik di Nias yang Menyajikan Pesona Alam dan Budaya, Cocok untuk Berfoto
- Provinsi Tapanuli di Depan Mata! 18 Daerah Siap Pisah dari Sumatera Utara demi Keadilan Pembangunan
Adapun, ATTA meminta data dari 2019 dan melakukan survei sebanyak dua kali yang hasilnya dirilis pada Desember tahun lalu.
Pengumpulan data dan survei tersebut bertujuan sebagai petunjuk akan apa saja yang dapat dibangun kembali atau direncanakan guna menyambut kembali wisatawan pasca-pandemi Covid-19.
sumber: kompas.com
Leave a Reply