Tak dapat dipungkiri, kebiasaan mengonsumsi minuman alkohol masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini dinilai bertentangan dengan budaya masyarakat Tanah Air. Namun, kita juga tak bisa begitu saja menutup mata, bahwa alkohol telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Nusantara.© Disediakan oleh Kumparan
Memang sedari dulu, gambaran akan meminum alkohol sering direpresentasikan sebagai tabiat buruk yang dilakukan oleh seseorang. Di sisi lain, alkohol telah jadi sumber kebudayaan, kekayaan, dan aset ekonomis bagi negara.
Mengutip berbagai sumber, sejarah alkohol di Nusantara rupanya sudah ditemui dan tertulis pada prasasti kuno, bekas peninggalan kerajaan Hindu-Buddha. Salah satunya yakni prasasti Pangumulan di Jogja.
Dalam prasasti tersebut tertulis bahwa alkohol asli Nusantara yang diberi nama tuak. Sering disajikan sebagai minuman utama saat upacara penetapan tanah sima. Dari penemuan itu, disebutlah alkohol adalah minuman berfermentasi yang menjadi bagian produk kebudayaan lokal sejak dulu kala.
Adanya temuan alkohol ternyata berkaitan dengan kebiasaan orang Indonesia yang sudah lama mengonsumsinya. Hal ini dibuktikan dalam naskah Nagarakretagama di tahun 1365. Dijelaskan bahwa menyediakan tuak atau alkohol adalah ritual wajib dalam berbagai acara adat sakral.
Sebut saja, seperti di Kalimantan Tengah, alkohol bernama baram selalu hadir sebagai sesajen khusus, dan sajian utama ketika diadakan upacara Tiwah. Upacara tersebut bertujuan mengantar roh manusia ke tempat akhir yang ditujunya.
Oleh karena kedekatannya dengan beberapa ritual kebudayaan yang ada, alkohol selalu jadi hal yang penting, dan tak boleh dilewatkan dalam penyusunan konteks kebudayaan Nusantara.
Tak berhenti sampai di situ, menurut beberapa pengamat, alkohol jadi satu aspek kebudayaan yang harus dijaga. Ini tak hanya menyinggung akan kenikmatan saat dikonsumsi saja, tapi juga soal bagaimana minuman ini jadi salah satu sumber kreativitas daya imajinasi leluhur.
Para leluhur atau nenek moyang meyakini, bila seni minum alkohol adalah bagaimana seseorang dapat merasakan dua dunia yang berbeda. Dua dunia tersebut adalah kesadaran dan ketidaksadaran.
Saat manusia berada di kondisi yang tak sadar, alkohol mendorong mereka untuk berpikir kreatif melalui imajinasinya. Kemudian bandingkan dengan kondisi sadar, serta-merta hal ini membuat alkohol berperan penting dalam menumbuhkan kreativitas berpikir seseorang.
Maka dari itu, nilai kreativitas leluhur yang terdapat dalam bentuk minuman ini agaknya harus tetap dirawat. Sebab bagaimanapun, alkohol bukanlah perihal representasi buruk seperti kriminalitas, melainkan tersirat sebagai bukti warisan budaya Nusantara yang tak bisa ditinggalkan begitu saja.
sumber: kumparanfood
Tinggalkan Balasan