Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) bersama PT Indonesia Wise, Jakarta, resmi membuka rangkaian Lake Toba Writers Festival (LTWF) 2025 melalui acara Curtain Raiser di Ruang Serbaguna Prof. H.T. Amin Ridwan, FIB USU, Rabu (10/9). Acara yang mengangkat tema “Lingkungan dan Identitas” ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 18.30 WIB dan melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi.
CEO Indonesia Wise, Amol Titus, menuturkan pemilihan tema berangkat dari refleksi panjang terhadap kondisi Danau Toba yang semakin memprihatinkan.
“Awalnya Danau Toba murni, warnanya biru cerah. Melihat itu hati kita tenang, seperti murni, seperti amanah. Tapi kalau kita lihat sekarang, danau itu juga sakit. Warnanya mungkin lebih ke abu-abu atau cokelat, ada sampah plastik, ada racun, kotoran dari nelayan, juga dari hotel yang langsung masuk ke danau. Kita juga harus tanggung jawab,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi Danau Toba dapat digambarkan dalam sebuah balada yang terdiri atas tiga tahap: gunung berapi dan abu-abu, hujan yang membawa air bersih dan menghijaukan sekitarnya, serta era modern yang penuh plastik dan sampah melebihi kapasitas. Refleksi itu diwujudkan pula dalam praktik. Selama acara, panitia meminimalisasi penggunaan plastik sebagai bentuk kesadaran lingkungan.
Selain isu lingkungan, kegiatan ini juga menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa. “Untuk mahasiswa, edukasi kami ini program sastra dan budaya. Artinya, di dalam itu ada banyak ilmu dan kunci. Dari novel bisa, dari puisi bisa, dari musik, ada banyak macam ekspresi. Karena ini program kerja sama dengan USU, ada banyak prodi, jadi mereka dapat ilmu sekaligus hiburan. Supaya paketnya lengkap,” ujar Amol Titus.
Acara menghadirkan dua sesi mahasiswa, masing-masing sepuluh orang pada pagi (07.45–12.30 WIB) dan sepuluh orang pada sore (13.30–18.30 WIB). Selain berdiskusi, peserta juga menikmati penampilan budaya yang memperkuat pesan tentang pentingnya menjaga identitas sekaligus lingkungan.
Melalui LTWF 2025, sastra dan seni dihadirkan sebagai medium refleksi serta penyemai kesadaran baru bahwa menjaga lingkungan adalah bagian tak terpisahkan dari merawat identitas budaya masyarakat Danau Toba.
sumber: suarausu.or.id
Leave a Reply