Profil
Grand Mangaradja Ballroom & Function Hall, yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Indonesia. Entitas ini bukanlah hotel, kompleks apartemen, atau fasilitas medis, seperti yang sering salah diidentifikasi, dan juga tidak berlokasi di Bekasi atau provinsi Jawa Barat yang lebih luas.
Venue ini, yang merupakan anggota dari Arion Paramita Holding Company, telah membangun model bisnisnya dengan melayani sebagai lokasi utama untuk acara berkapasitas besar. Spesifikasi fisiknya—termasuk kapasitas 1.500 orang, sistem hall modular, dan langit-langit setinggi 7 meter—dirancang untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi megah.
Inti dari strategi pasarnya adalah spesialisasi mendalam dalam paket acara “etno-komersial”, khususnya “Pesta Adat Batak”. Layanan ini, yang dengan durasi 8 jam berarti dua kali lipat durasi paket pernikahan internasional standarnya, melayani kebutuhan upacara tradisional Batak yang kompleks dan berskala besar.
Fokus bisnis ini diperkuat secara kuat oleh nama mereknya. “Mangaradja” (atau “Mangaraja”) adalah gelar warisan prestisius dalam budaya Batak, yang paling terkenal diasosiasikan dengan raja dewa dan pahlawan anti-kolonial Si Singamangaraja XII. Nama ini juga dimiliki oleh para pemimpin nasionalis terkemuka abad ke-20 seperti Mangaradja Soangkoepon dan Kolonel Mangaradja Sinaga. Dengan mengadopsi nama ini, Grand Mangaradja Ballroom menyelaraskan kemegahan fisiknya dengan prestise budaya dan sejarah garis keturunan “bangsawan” Batak, memberikan sinyal kepada demografi targetnya bahwa ini adalah “istana” yang layak untuk tradisi budaya mereka yang paling signifikan.
Entitas “Grand Mangaradja” secara formal dikenal sebagai Grand Mangaradja Ballroom & Function Hall. Ini adalah anggota dari Arion Paramita Holding Company.
Meskipun sering salah diidentifikasi, venue ini tidak berlokasi di Bekasi atau Jawa Barat. Lokasi tunggal dan strategisnya berada di Jakarta Utara: Jl. Perintis Kemerdekaan Kav. 7-9, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Indonesia.
Lokasi ini digambarkan sebagai strategis dan mudah diakses, khususnya “lima belas menit dari flyover Cempaka Mas dan lima menit dari perempatan Kelapa Gading, Jakarta”.
Spesifikasi dan Fasilitas Venue
Grand Mangaradja Ballroom adalah “gedung megah” yang dirancang untuk pertemuan skala besar. Fitur utamanya meliputi:
- Kapasitas Total: Venue ini dapat mengakomodasi acara hingga 1.500 orang.
- Hall Modular: Ballroom utama terdiri dari tiga hall yang saling terhubung (Hall A, Hall B, dan Hall C) yang dapat disewa secara terpisah atau digabungkan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas tertentu.
- Hall C: Kapasitas 200-300 pax.
- Hall B: Kapasitas 300 pax.
- Hall A: Kapasitas 800 pax.
- Hall A+B: Kapasitas 1.100-1.200 pax.
- Hall A+B+C: Kapasitas 1.500 pax.
- Fasilitas Utama: Venue ini digambarkan memiliki langit-langit tinggi 7 meter, dua ruang VIP, pendingin udara penuh (full AC), area balkon yang luas, serta area luar dan parkir yang memadai.
Penawaran Layanan
Grand Mangaradja adalah venue serbaguna yang menyediakan paket untuk berbagai macam acara. Ini termasuk:
- Pernikahan: Bisnis utama venue, menawarkan paket untuk pernikahan gaya tradisional maupun internasional.
- Acara Korporat dan Publik: Fasilitas ini juga disewakan untuk seminar, rapat, konferensi, pertemuan perusahaan, hari jadi, pameran, dan “wisuda”.
Venue ini menawarkan paket lengkap, termasuk dukungan dari vendor berpengalaman, untuk acara mulai dari 400 hingga 1.000 pax.
“Pesta Adat Batak”
Tinjauan terhadap paket layanan spesifik venue menunjukkan fokus yang jelas dan disengaja pada “Pesta Adat Batak”. Paket layanan ini secara fungsional berbeda dari penawaran lainnya, terutama dalam alokasi waktu.
- Pesta Adat Batak: Dialokasikan waktu penggunaan maksimal 8 jam.
- Pernikahan Internasional: Dialokasikan waktu penggunaan maksimal 4 jam.
Peningkatan 100% waktu venue untuk pernikahan adat Batak ini menunjukkan model bisnis yang dibangun untuk mengakomodasi ritual upacara Batak yang spesifik, panjang, dan kompleks, yang biasanya melibatkan keluarga besar dan berbagai komponen tradisional. Paket ini adalah produk jangkar venue, yang membedakannya dari pesaing yang mungkin hanya menawarkan slot pernikahan standar 4 jam.
Struktur Harga dan Kapasitas
Struktur harga venue mencerminkan modularitasnya dan fokusnya pada “Pesta Adat Batak” sebagai penawaran premium, terutama pada hari-hari puncak. Paket rapat dan pertemuan ditawarkan dari hari Minggu hingga Kamis, sementara paket adat Batak memiliki harga khusus untuk hari kerja dan slot utama akhir pekan/hari libur.
| KETERANGAN (JENIS ACARA) | KAPASITAS (PAX) | HALL YANG DIGUNAKAN | HARI/WAKTU | HARGA (IDR) | MAX PEMAKAIAN |
| PESTA ADAT BATAK | 800/500 | Hall A+B | Jumat, Sabtu & Libur Nasional | Rp 50.000.000,- | 8 Jam |
| PESTA ADAT BATAK | 1050/500 | Hall A+B+C | Jumat, Sabtu & Libur Nasional | Rp 55.000.000,- | 8 Jam |
| PESTA ADAT BATAK | 800/500 | Hall A+B | Minggu s/d Kamis | Rp 40.000.000,- | 8 Jam |
| PESTA ADAT BATAK | 1050/500 | Hall A+B+C | Minggu s/d Kamis | Rp 45.000.000,- | 8 Jam |
| INTERNATIONAL WEDDING | 800 | Hall A | Minggu s/d Kamis | Rp 20.000.000,- | 4 Jam |
| INTERNATIONAL WEDDING | 1200 | Hall A+B | Minggu s/d Kamis | Rp 25.000.000,- | 4 Jam |
| INTERNATIONAL WEDDING | 1500 | Hall A+B+C | Minggu s/d Kamis | Rp 30.000.000,- | 4 Jam |
| MEETING & GATHERING | 200 | Hall C | Minggu s/d Kamis | Rp 7.500.000,- | 4 Jam |
| MEETING & GATHERING | 300 | Hall B | Minggu s/d Kamis | Rp 9.500.000,- | 4 Jam |
| MEETING & GATHERING | 800 | Hall A | Minggu s/d Kamis | Rp 15.000.000,- | 4 Jam |
| MEETING & GATHERING | 1100 | Hall A+B | Minggu s/d Kamis | Rp 18.500.000,- | 4 Jam |
| Biaya Charge / Jam | N/A | N/A | N/A | Rp 1.750.000,- | Per Jam |
Data bersumber dari Arion Properti. Catatan: Notasi “800/500” untuk Pesta Adat Batak kemungkinan mengacu pada konfigurasi tempat duduk atau acara yang berbeda.
Informasi Kontak dan Peringkat Pasar
Venue ini memiliki situs web resmi dan kehadiran di media sosial. Di platform pernikahan terkemuka Indonesia, Weddingku, Grand Mangaradja memegang peringkat tinggi 4.8 dari 5 bintang berdasarkan ulasan pengguna.
Informasi kontak resmi adalah sebagai berikut:
- Telepon: +62 21 452 7869 / (021) 452 5151 (hunting)
- HP (WhatsApp): 0878 8336 2966 / 0857 8036 8837 / 0877 8067 0100
- Email: gm@arionproperti.com / contact_us@arionproperti.com
- Instagram: grandmangaradja
- Facebook: Grand Mangaradja Ballroom dan Maria Convention Hall
Bagian III: Analisis Pasar dan Disambiguasi Entitas
Temuan signifikan dari laporan ini adalah bahwa kueri “Grand Mangaradja” menjadi subjek “gangguan” (noise) tingkat tinggi dari entitas yang tidak terkait. Kebingungan ini berasal dari lokasi (Bekasi, Jawa Barat), jenis entitas (hotel, rumah sakit), dan nama (Mangaradja, Si Singamangaraja). Menyelesaikan ambiguitas ini adalah kunci untuk memahami posisi pasar spesifik venue tersebut.
3.1 Mengurai Kebingungan Geografis: “Bekasi” dan “Jawa Barat”
Munculnya “Bekasi” dan “Jawa Barat” secara terus-menerus dalam pencarian untuk Grand Mangaradja bukanlah hal yang acak. Ini mengungkapkan maksud pencarian (search intent) pengguna yang sebenarnya: menemukan venue pernikahan “grand” (megah) dan besar di kawasan metropolitan Jakarta yang lebih luas, yang mencakup Bekasi dan berdekatan dengan Jawa Barat.
- Kesalahan “Bekasi”: Ini adalah kasus yang jelas dari kerancuan dengan kompetitor. Data pasar menunjukkan pesaing langsung, GrandCAZAMORA Convention Center, yang berlokasi di Bekasi. Pengguna yang merekam pernikahan Batak di venue Bekasi ini adalah bagian dari target pasar yang sama dengan mereka yang merekam pernikahan Batak di Grand Mangaradja di Jakarta. Pengguna tersebut hanya salah mengira kedua nama merek “Grand” tersebut.
- Kesalahan “Jawa Barat”: Jawa Barat adalah provinsi yang berbatasan dengan Jakarta, dengan kota terbesarnya adalah Bekasi. Kebingungan ini diperparah oleh entitas lain dengan nama serupa, Grande Padjadjaran Hotel di Bogor, Jawa Barat , yang juga memiliki “Grand Ballroom.”
3.2 Mengurai Kebingungan Entitas: Ballroom vs. Hotel, Residen, dan Rumah Sakit
Nama “Grand Mangaradja” itu sendiri menyebabkan kebingungan dengan jenis bisnis umum lainnya.
- Hotel: Awalan “Grand” umum digunakan dalam industri perhotelan. Pencarian untuk “hotel Grand Mangaradja” mengarah ke properti bintang 4 dan 5 yang tidak terkait seperti grandkemang Jakarta , Grande Padjadjaran Hotel (Bogor) , dan Grand Mirage Resort (Bali).
- Residen: Kebingungan nama serupa ada pada properti seperti Grand Padjadjaran Residence di Kota Bogor.
- Rumah Sakit: Kesalahan yang paling signifikan secara budaya. Pencarian “Mangaradja” dalam konteks medis mengarah ke rumah sakit di Sumatera Utara (tanah air Batak) yang terletak di jalan yang dinamai menurut raja Batak terkenal, seperti RS Umum Siloam Dhirga di Jl. Sisinga Mangaraja. Ini memberikan tautan langsung ke asal muasal budaya dari nama venue tersebut.
3.3 Matriks Disambiguasi Entitas
Untuk memberikan kejelasan mutlak, tabel berikut memisahkan entitas target (Grand Mangaradja Ballroom) dari sumber kebingungan pasar utama.
| Nama Entitas | Jenis Entitas | Lokasi | Relevansi dengan Kueri |
| Grand Mangaradja Ballroom | Venue Acara / Ballroom | Kelapa Gading, Jakarta Utara | **** |
| Maria Convention Hall | Venue Acara / Ballroom | Kelapa Gading, Jakarta Utara | [19, 23] |
| GrandCAZAMORA | Venue Acara / Ballroom | Bekasi | |
| Grande Padjadjaran Hotel | Hotel / Grand Ballroom | Bogor, Jawa Barat | |
| Grand Padjadjaran Residence | Kompleks Perumahan | Bogor, Jawa Barat | |
| grandkemang Jakarta | Hotel | Jakarta Selatan | |
| Grand Mirage Resort | Hotel / Resor | Nusa Dua, Bali | [22, 24] |
| RS (Rumah Sakit) di Jl. Sisinga Mangaraja | Rumah Sakit | Sumatera Utara |
Bagian IV: Gelar “Mangaradja”: Penelusuran Mendalam tentang Branding Budaya
Analisis di Bagian III bukan hanya bersifat akademis; ini menunjukkan bahwa nama “Mangaradja” adalah penanda budaya yang kuat dan spesifik. Pilihan venue atas nama ini adalah strategi branding yang disengaja dan sangat efektif yang menopang seluruh model bisnis etno-komersialnya.
4.1 Etimologi dan Signifikansi Budaya dalam Budaya Batak
Nama “Mangaradja” (ejaan lama dari Mangaraja) adalah gelar bangsawan tinggi dan otoritas spiritual di kalangan masyarakat Batak di Sumatera Utara.
Kekuatannya berasal dari asosiasinya dengan tokoh Batak paling terkenal: Si Singamangaraja. Gelar ini, khususnya Si Singamangaraja XII, bukan hanya seorang pemimpin politik atau militer tetapi seorang “raja dewa Batak”. Ia dianggap oleh orang Batak Toba sebagai “inkarnasi Batara Guru (putra Dewa Tertinggi Batak Toba)”.
Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Si Singamangaraja XII menjadi “pembela identitas budaya Batak” yang sentral, menyatukan kekuatan Batak melawan imperialisme Belanda dan pengaruh budaya Barat. Perang Si Singamangaraja (1878-1907) memperkuat asosiasi gelar ini dengan perlawanan anti-kolonial, pelestarian budaya, dan hak ilahi.
Bagi diaspora Batak, pernikahan adat adalah “acara akbar” , “tujuan hidup” , dan urusan “mewah” yang memperkuat dalihan na tolu (sistem sosial tiga pilar). Dengan menamai venue “Grand Mangaradja,” pemiliknya membuat klaim yang kuat. Mereka menyelaraskan kemegahan fisik mereka (langit-langit 7 meter, kapasitas 1.500 orang) dengan kemegahan budaya dan spiritual dari gelar paling suci dalam sejarah Batak. Nama ini berfungsi sebagai sinyal bagi target pasar mereka bahwa venue tersebut adalah “istana” yang layak untuk tradisi terpenting mereka—tempat yang memahami dan menghormati warisan sang “raja dewa.”
4.2 Konteks Sejarah dan Politik: Tokoh “Mangaradja” Terkemuka
Prestise gelar “Mangaradja” tidak terbatas pada raja dewa. Gelar ini berevolusi, dengan prestisenya beralih ke pemimpin modern di abad ke-20, yang semakin memperkuat asosiasinya dengan kekuasaan, kepemimpinan, dan pembelaan rakyat.
4.2.1 Mangaradja Soangkoepon (Abdul Firman Siregar)
Abdoel Firman Siregar, yang menyandang gelar Mangaradja Soangkoepon (1885–1946), adalah seorang politisi dan nasionalis terkemuka Indonesia.
- Peran Politik: Ia adalah anggota Volksraad (parlemen) Hindia Belanda mewakili Sumatera Timur.
- Tindakan Nasionalis: Ia adalah salah satu pendiri Fractie nationaal (Fraksi Nasional) bersama Mohammad Husni Thamrin, yang mengupayakan kemerdekaan Indonesia. Ia terkenal mengadvokasi perwakilan pribumi, dengan alasan bahwa jika orang Eropa berhak atas 25 kursi berdasarkan populasi, populasi pribumi berhak atas 7.100 kursi.
- Peran Revolusioner: Selama Revolusi Nasional Indonesia, ia diangkat sebagai Residen di Medan.
- Signifikansi: Soangkoepon menunjukkan “Mangaradja” sebagai pemimpin politik dan intelektual modern, mentransmutasikan prestise tradisional gelar tersebut ke dalam perjuangan kemerdekaan nasional.
4.2.2 Kolonel Mangaradja Sinaga
Kolonel Mangaradja Sinaga (1924–2000) merepresentasikan evolusi gelar tersebut ke dalam kekuatan militer dan administratif modern.
- Karier Militer: Ia adalah seorang perwira karier angkatan darat yang bertugas di Giyūgun selama pendudukan Jepang dan kemudian di Angkatan Darat Indonesia, pensiun dengan pangkat Kolonel.
- Peran Politik: Ia menjabat sebagai Bupati Tapanuli Utara dari tahun 1968 hingga 1979, menjadi perwira militer pertama yang memegang jabatan tersebut.
- Pencapaian: Sebagai Bupati, ia adalah seorang pembangun infrastruktur, memprakarsai proyek-proyek bandara dan waduk di dekat Danau Toba untuk memerangi kemiskinan, mengalihkan fokus wilayah tersebut dari “pseudo-ideologi” ke pembangunan praktis.
- Signifikansi: Sinaga menunjukkan “Mangaradja” sebagai pembangun bangsa modern dan pengembang regional, yang mewujudkan prestise militer dan administratif.
4.2.3 Contoh Kontemporer
Gelar ini terus menjadi bagian hidup dari budaya Batak, yang dianugerahkan dalam upacara adat hingga saat ini. Salah satu contohnya adalah Harry Mangaraja Batang Pane Siregar, yang menerima gelar tersebut dalam upacara Ngunduh Mantu (resepsi pernikahan) nya. Tokoh terkemuka lainnya termasuk Mangaraja Hezekiel Manullang dan Tongku Mangaraja Ronggur Hasibuan. Ini menunjukkan relevansi gelar yang tak terputus dan hidup.
Bagian V: Kesimpulan Laporan
Laporan ini telah secara definitif mengidentifikasi Grand Mangaradja sebagai ballroom acara utama berskala besar di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang dioperasikan oleh Arion Properti. Laporan ini secara sistematis menyelesaikan semua ambiguitas pasar, membedakan venue ini dari hotel, residen, dan rumah sakit di Bekasi, Bogor (Jawa Barat), dan Sumatera Utara yang seringkali membingungkan.
Inti dari kesuksesan Grand Mangaradja adalah model bisnis “etno-komersial” yang canggih dan sangat efektif. Model ini dibangun di atas tiga pilar:
- Aset Fisik yang Unggul: Ballroom modular berkapasitas 1.500 orang dengan langit-langit 7 meter yang secara fisik mampu menyelenggarakan acara “megah” dan “mewah” yang dituntut oleh kliennya.
- Produk Layanan yang Fasih Secara Budaya: Paket khusus “Pesta Adat Batak” selama 8 jam. Penawaran ini dibuat khusus untuk melayani kebutuhan logistik dan ritual yang tidak dapat ditawar dari demografi targetnya, membedakannya dari pesaing yang hanya menawarkan slot standar 4 jam.
- Identitas Merek yang Kuat: Nama “Grand Mangaradja.” Ini adalah langkah ahli yang menyatukan strategi. Nama ini mengambil alih prestise gelar tertinggi Batak—gelar raja dewa (Si Singamangaraja ), politisi nasionalis (Soangkoepon ), dan pembangun bangsa militer (Sinaga ).
Grand Mangaradja Ballroom adalah studi kasus dalam keselarasan pasar yang sempurna. Ia telah mengidentifikasi demografi yang spesifik, bernilai tinggi, dan kohesif secara budaya (diaspora Batak di kawasan Jakarta) dan telah membangun seluruh bisnis—mulai dari arsitektur hingga paket layanan hingga namanya sendiri—untuk melayani kebutuhan mereka. Venue ini tidak hanya menjual ruang; ia menjual validasi budaya, prestise sosial, dan latar “bangsawan” untuk sebuah acara yang dianggap sebagai “tujuan hidup”.
Peta
Sorry, no records were found. Please adjust your cari criteria and try again.
Sorry, unable to load the Maps API.







