Kappung Ihing berada di Desa Ihing, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Desa ini merupakan kawasan agrowisata terpadu dengan panorama alam yang masih hijau dan menjadi surga bagi pecinta buah durian.
Tak sekadar berwisata dan menikmati pemandangan alam, pengunjung juga bisa memetik langsung buah durian montong dan menyantapnya di kebun seluas 7 hektare tersebut. Buah durian di tempat ini dibanderol dengan harga Rp 25 ribu per kilogram.
Kappung Ihing terbilang mudah dijangkau. Berjarak 21 kilometer dari ibu kota Kecamatan Wonomulyo, pengunjung bisa menjangkau destinasi agrowisata ini dengan menggunakan mobil maupun motor.
Berada di ketinggian 350 meter di atas permukaan laut (mdpl), Kappung Ihing juga menyajikan pemandangan alam khas pedesaan yang masih asri dan natural. Di tempat ini, pengelola Kappung Ihing menyiapakn sejumlah fasilitas seperti gazebo, toilet, pelataran parkir yang luas dan bisa menjadi tempat mendirikan tenda, serta fasilitas penunjang
Pengelola Kappung Ihing, Jalaluddin Syam, mengungkapkan awalnya tidak pernah terpikir untuk mengembangkan perkebunan durian yang telah dikelolanya sejak tahun 2012 menjadi kampung agrowisata.
“Sebenarnya niat dari awal kalau persoalan pengembangan itu tidak ada, tidak ada niat perencanaan untuk pengembangan ke agrowisata. Cuma mungkin motivasi dari pengunjung dan seluruh keluarga serta masyarakat, kita berbuat mencoba untuk mengembangkan,” kata Jalaluddin, Kamis (1/4/2021).
Dia menyebutkan, banyak potensi yang bisa dikembangkan di Kappung Ihing.
“Untuk Desa Ihing, ada banyak sesuatu yang bisa kita perbuat, bukan cuma buah durian, ada kopi, jahe kemudian porang. Tapi saya lebih fokus untuk pengembangan wisata alam, yang pertama mengenai sungai, ada air terjun di situ, karena pengunjung tidak akan bosan ketika melihat air,” jelasnya.
Jalaluddin berharap, keberadaan agrowisata Kappung Ihing bisa mendongkrak perekonomian warga setempat. Apalagi, pemasaran buah durian warga di daerah ini telah menjangkau pasar sejumlah daerah.
“Sudah dua tahun ini saya pasarkan (buah durian) ke luar daerah. Jawa, Surabaya, dan Jakarta, terkadang juga kita kirim ke Kalimantan, tetapi kebanyakan ke Surabaya dan Jakarta,” terangnya.
Kendati demikian, Jalaluddin mengakui, pandemi virus corona juga berimbas dengan menurunnya pemasaran buah durian keluar daerah. Dia berharap kondisi bisa kembali normal.
“Karena melihat kondisi di masa pandemi, sejak tahun kemarin ada keterbatasan (pengiriman). Semoga pandemi segera berakhir, sehingga semua dampak, khususnya masalah ekonomi yang ditimbulkan bisa normal kembali,” harapnya.
suber: kumparan
Tinggalkan Balasan