Profil
Sejarah Lapo Siagian Boru Tobing berakar pada sosok pendirinya, Arifin Siagian. Jejak sejarahnya dimulai di Jalan Asia-Afrika pada tahun 1984 sebelum akhirnya berpindah dan menetap di lokasi Senayan sejak tahun 1991. Usaha ini menunjukkan struktur manajemen multi-generasi. Meskipun operasional harian kini dikelola oleh putranya, Paulus Siagian , Arifin Siagian—sang patriark—tetap memegang peran krusial sebagai “juru masak dan peracik bumbu”. Paulus mengonfirmasi dinamika ini, menjelaskan bahwa bumbu-bumbu yang telah diolah oleh ayahnya didistribusikan ke cabang-cabang. Praktik ini bertujuan untuk dipakai oleh para juru masak di setiap lokasi, demi menjaga “rasa masakan agar tidak menyimpang dari resep asli”.
Model ‘Hub-and-Spoke’ Bumbu sebagai Strategi Bisnis
Skalabilitas dan konsistensi merek yang dicapai oleh Lapo Siagian Boru Tobing tidak hanya bersumber dari reputasinya, tetapi juga dibangun di atas model kontrol kualitas kuliner yang terpusat.
Struktur bisnis ini dapat diidentifikasi sebagai model “hub-and-spoke”.
- Pusat (hub) adalah Arifin Siagian sendiri, yang memegang kendali penuh atas produksi bumbu (racikan rempah) inti.
- Bumbu yang telah terstandarisasi ini kemudian didistribusikan ke berbagai cabang (spokes) seperti Senayan, Tanah Abang, Blok M, dan Matraman.
Model ini merupakan strategi bisnis keluarga yang klasik untuk mengatasi masalah “penyimpangan rasa” (flavor drift). Ini memastikan bahwa produk inti—yaitu rasa Batak yang otentik—tetap terstandar dan dikontrol langsung oleh sang pendiri. Strategi ini memungkinkan bisnis untuk berekspansi ke berbagai lokasi, masing-masing dengan manajer dan staf dapur yang berbeda, tanpa mengencerkan identitas merek. Rasa khas “Lapo Siagian” dijamin tetap sama, baik di Senayan maupun di Matraman, karena bumbu utamanya berasal dari satu sumber otoritatif. Ini adalah pilar kunci kesuksesan dan ekspansi mereka.
Signifikansi budaya dari perpindahan ke Senayan pada tahun 1991 tidak dapat diremehkan. Langkah ini menandai sebuah transformasi sadar dari konsep lapo tradisional. Di Medan, lapo secara tradisional berfungsi sebagai ruang sosial yang didominasi laki-laki untuk minum tuak (arak aren), bernyanyi, dan bermain kartu—sebuah tempat yang jarang didatangi perempuan.
Lapo Siagian di Senayan secara sadar diubah menjadi tempat makan “egaliter,” yang menyambut semua gender dan etnis, tidak hanya pria Batak. Atmosfernya digambarkan “tenang,” sebuah pilihan yang disengaja untuk menyesuaikan diri dengan keramaian jam makan siang.
Sebuah keputusan bisnis yang krusial adalah penghapusan tuak dari menu Senayan. Ini adalah keputusan strategis untuk menghindari “orang mabuk” yang mungkin “mengganggu tamu lain”. Keputusan ini memiliki konteks yang jelas:
- Lokasi Senayan secara eksplisit dicatat dekat dengan Gedung DPR dan sering dikunjungi oleh “banyak anggota DPR”.
- Sebuah lapo tradisional yang riuh dengan tuak akan menjadi pilihan yang tidak layak secara komersial dan sosial di lingkungan yang sensitif secara politik dan berstatus tinggi ini.
Dengan “membersihkan” konsep lapo—menghilangkan elemen alkohol dan klub sosial, serta fokus hanya pada makanan—Arifin Siagian mengadaptasi bisnisnya untuk klien baru yang berstatus tinggi. Ini bukan sekadar adaptasi, melainkan re-branding. Ia menukar fungsi tradisional lapo sebagai pusat sosial dengan fungsi baru sebagai restoran yang “terhormat,” memberikan sinyal keamanan, netralitas, dan profesionalisme, yang pada akhirnya berhasil merebut klien dari kalangan politik dan bisnis yang lukratif.
Etnografi Multi-Situs Lokasi Lapo Siagian Boru Tobing
Cabang Utama Senayan: Pusat ‘Prestige’
- Konteks: Lokasi asli yang berprofil tinggi, didirikan pada tahun 1991.
- Klien: Berstatus tinggi (anggota DPR) dan pekerja kantor.
- Atmosfer: Dideskripsikan sebagai “tenang dan kosong” pada sore hari, yang mengindikasikan fungsi utamanya sebagai destinasi jam makan siang, bukan tempat bersosialisasi sepanjang hari.
- Signifikansi: Cabang ini berfungsi sebagai jangkar budaya merek, mewujudkan “Model Senayan” yang memprioritaskan makanan dan kehormatan di atas fungsi sosial lapo tradisional.
Pusat Tanah Abang: Jaringan ‘Komuter’
- Alamat: Jl. KH Mas Mansyur No. 12, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
- Data Operasional: Buka pukul 10:00. Memiliki rating 3.50/5 di PergiKuliner.
- Konteks: Secara krusial, lokasi ini adalah jaringan transportasi utama. Ini adalah terminus/pemberhentian untuk berbagai jalur bus dari Bekasi (TRANSJABODETABEK BEKASI – TANAH ABANG, P50, AC52) dan Jatiasih (AC52A), serta jalur kereta termasuk Kereta Bandara (KA BANDARA SOEKARNO–HATTA) dan Cikarang Loop Line (LINGKAR CIKARANG LINE).
- Adaptasi Kuliner: Menu, seperti yang terdaftar di GoFood , didominasi oleh penawaran Paket (misalnya, “Paket B2 Panggang + Nasi + Sayur Singkong + Kuah Sop + Es Nutrisari”).
- Analisis: Struktur menu ini dioptimalkan secara ekonomi untuk klien komuter. Pelanggan di lokasi ini kemungkinan besar sedang dalam transit, memiliki waktu terbatas, dan sensitif terhadap harga. Sistem paket dirancang untuk transaksi bervolume tinggi dan berkecepatan tinggi. Ini menghilangkan proses pengambilan keputusan, menggabungkan makanan lengkap (lauk, nasi, sayur, kuah, minuman), dan memberikan satu harga yang pasti. Ini sangat kontras dengan model à la carte di cabang lain. Cabang Tanah Abang diposisikan secara strategis sebagai solusi makanan cepat saji bagi para pelancong, memanfaatkan kedekatannya dengan stasiun dan terminal.
Cabang Blok M Square: Pusat ‘Komersial/Gaya Hidup’
- Konteks: Terletak di dalam atau berdekatan dengan pusat perbelanjaan Blok M Square.
- Status: Restoran ini disebut sebagai tengara lokal dan daya tarik kuliner dalam daftar hotel Agoda untuk area tersebut , menunjukkan integrasinya ke dalam lanskap pariwisata dan komersial lokal.
- Data Operasional: Buka pukul 11:00. Menyandang status “Preferred Merchant” di Grab dan rating 4.6 bintang di GoFood.
- Adaptasi Kuliner: Menu sepenuhnya à la carte. Pelanggan harus memesan “Panggang Lomok B2” (40.000 IDR), “Nasi Putih” (7.000 IDR), dan “Sayur Singkong” (7.000 IDR) secara terpisah. Penetapan harga yang tidak dibundel ini kontras dengan sistem paket di Tanah Abang.
- Analisis: Menu à la carte disesuaikan untuk pengunjung mal dan pengunjung santai. Pembeli atau tamu hotel berada dalam pola pikir browsing, bukan komuter. Mereka tidak terlalu sensitif terhadap waktu dan lebih cenderung untuk menyesuaikan pesanan atau berbagi hidangan. Menu à la carte melayani kebutuhan ini. Waktu buka pukul 11:00 juga sejalan dengan jam buka mal, bukan jam sibuk komuter yang lebih awal. Cabang ini adalah destinasi gaya hidup, bukan tempat singgah transportasi.
2.4 ‘Laposito’ Matraman: Pusat ‘Kultural Lingkungan’
- Alamat & Nama Panggilan: Dikenal sebagai “Lapsito Lapo Siagian / Br Tobing” 11 atau “Lapo Siagian Br Tobing (Laposito)”.12 Terletak di Jl. Pramuka Raya No. 33A, Matraman.11
- Data Operasional: Tel: 021 8580816.11 Buka pukul 09:00 12 atau 10:00.11 Menyandang rating 4.7 bintang dan status “Super Partner” di GoFood 12, menunjukkan volume tinggi dan keunggulan operasional.
- Adaptasi Kuliner: Cabang ini memiliki menu yang paling luas dan premium. Ini mencakup bagian “Bakmie Siantar” penuh (Mie Goreng B2, Kwetiau Goreng B2, dll.) yang tidak terlihat di cabang lain.12 Harganya juga lebih tinggi (misalnya, Panggang B2 seharga 55.000 IDR vs 40.000 IDR di Blok M).9
- Atmosfer: Secara krusial, daftar Qraved untuk cabang ini menyebutkan “live-music”.11
- Analisis: Cabang Matraman adalah kembalinya ke model ‘lapo’ tradisional, mewakili sebuah siklus penuh dari cabang utama Senayan yang “dibersihkan”. Model Senayan 2 dibangun di atas penghapusan elemen sosial seperti musik dan tuak untuk menarik klien bergengsi. Cabang Matraman memperkenalkan kembali elemen sosial utama: “live-music”.11 Dikombinasikan dengan harga premium, menu “Bakmie” yang diperluas 12, dan status “Super Partner”, ini menunjukkan “Laposito” diposisikan sebagai restoran tujuan lingkungan. Ini bukan untuk komuter (seperti Tanah Abang) atau pembeli (seperti Blok M); ini untuk penduduk lokal yang menginginkan pengalaman bersantap yang lengkap, sosial, dan kultural, lebih dekat dengan konsep lapo asli.
Analisis Komparatif Menu
- Olahan Babi (B2):
- Panggang B2: Babi panggang, hidangan andalan.
- Saksang B2: Babi cincang yang dimasak dengan darah dan rempah-rempah.
- Goreng B2: Babi goreng.
- Olahan Ikan:
- Arsik Ikan Mas: Ikan mas yang dimasak dengan bumbu kuning khas dan andaliman (lada Batak).
- Nila Tombur/Ikan Lele Tombur: Ikan nila atau lele yang disajikan dengan bumbu tombur (rempah yang dihaluskan).
- Spesialisasi & Pendamping Tradisional:
- Nani Ura: “Ceviche” atau “sashimi” khas Batak berupa ikan mentah yang diawetkan dengan bumbu.
- Dali Ni Horbo: “Keju” tradisional Batak, dadih susu kerbau.
- Sayur Singkong: Daun singkong yang dimasak, pendamping standar.
- Ikan Teri Medan: Ikan teri khas Medan.
- Minuman Khas:
- Badak: Merek soda sarsaparilla dari Sumatera Utara, minuman nostalgia.
- Jus Martabe/Terong Belanda: Jus dari buah Terong Belanda.
- Es Campur Medan: Es campur ala Medan.
Analisis Komparatif Gastronomi & Harga Cabang Lapo Siagian Boru Tobing
Tabel ini secara visual mendukung tesis laporan bahwa setiap cabang menggunakan strategi ekonomi yang berbeda. Dengan menyandingkan struktur menu (Paket vs. À la carte) dan harga untuk item yang identik, ini memberikan bukti berbasis data yang tak terbantahkan tentang segmentasi pasar (komuter, pembelanja, pengunjung destinasi) yang dianalisis di Bagian 2.
| Hidangan / Item | Lapo Siagian (Tanah Abang) | Lapo Siagian (Blok M Square) | Laposito (Matraman) |
| Struktur Menu | Berbasis Paket | À la carte | À la carte (Premium/Diperluas) |
| Paket B2 Panggang | 58.000 (termasuk Nasi, Sayur, Sop, Minuman) | Tidak Ditawarkan | Tidak Ditawarkan |
| Paket Saksang B2 | 55.000 (termasuk Nasi, Sayur, Sop, Minuman) | Tidak Ditawarkan | Tidak Ditawarkan |
| Panggang B2 (À la carte) | Tidak terdaftar sebagai à la carte | 40.000 | 55.000 |
| Saksang B2 (À la carte) | Tidak terdaftar sebagai à la carte | 37.000 | 48.000 |
| Nani Ura | Tidak Terdaftar | 27.000 | 54.000 |
| Arsik Ikan Mas | Tidak Terdaftar | 35.000 (Tubis) | 51.000 (Tengah/Ekor) |
| Sayur Singkong | Termasuk dalam Paket | 7.000 | 12.000 |
| Nasi Putih | Termasuk dalam Paket | 7.000 | Tidak terdaftar (diasumsikan) |
| Jus Martabe | 17.000 4 | 17.000 | Tidak Terdaftar |
| Badak (Soda) | 17.000 4 | 17.000 | Tidak Terdaftar |
| Menu Unik | Penawaran Paket | Standar à la carte | Bagian “Bakmie Siantar” (Mie/Bihun/Kwetiau Goreng B2 @ 65.000) |
Profil Operasional dan Jejak Digital
Transisi Digital: Dari ‘Lapo’ Menjadi ‘Super Partner’
Perusahaan ini mempertahankan jejak digital yang kuat di GoFood dan GrabFood. Bisnis yang didirikan pada tahun 1984 ini telah berhasil menavigasi transisi dari restoran tradisional era 1980-an menjadi vendor digital papan atas.
Cabang-cabangnya telah mencapai status “Preferred Merchant” dan “Super Partner”. Lencana yang diberikan platform ini tidak otomatis; lencana ini diperoleh melalui volume penjualan yang tinggi, peringkat merchant yang tinggi, pembatalan pesanan yang rendah, dan waktu penerimaan yang cepat.
Ini menunjukkan bahwa manajemen generasi kedua (Paulus Siagian) telah berhasil menerapkan logistik operasional modern untuk pemesanan digital. Ini merupakan tantangan yang tidak mudah bagi dapur tradisional yang memasak berdasarkan pesanan. Adaptasi digital ini sama pentingnya bagi kelangsungan hidup modern mereka seperti adaptasi “Model Senayan” bagi kelangsungan hidup fisik mereka di tahun 1990-an.
Data Operasional Konsolidasi Jaringan Lapo Siagian Boru Tobing
Tabel ini menggabungkan titik-titik data yang tersebar menjadi satu referensi otoritatif, memberikan ringkasan yang praktis dan mudah dicerna dari jejak fisik bisnis.
| Cabang | Nama Panggilan | Alamat | Telepon | Jam Operasional (Waktu Setempat) | Status Digital & Rating |
| Senayan | (T/A) | Senayan (dekat DPR) | Tidak ditentukan | Tidak ditentukan (Fokus makan siang) | Tidak ditentukan |
| Tanah Abang | (T/A) | Jl. KH Mas Mansyur No. 12, Tanah Abang, Jakarta Pusat | Tidak ditentukan | Buka 10:00 | GoFood (3.50/5 di PergiKuliner ) |
| Blok M Square | (T/A) | Blok M Square, Jakarta Selatan | Tidak ditentukan | Buka 11:00 | GoFood (4.6/5 ), GrabFood (“Preferred Merchant” ) |
| Matraman | Laposito | Jl. Pramuka Raya No. 33A, Matraman | 021 8580816 | Buka 09:00 atau 10:00 | GoFood (“Super Partner” 4.7/5 ) |
Lapo Siagian Boru Tobing dalam Lanskap Kuliner Jabodetabek
Strategi multi-cabang Lapo Siagian dalam lanskap kompetitif lapo Batak di kawasan Jabodetabek, menggunakan data dari pesaing yang berbasis di Bekasi.
Lanskap Kompetitif: Studi Kasus Bekasi
Analisis data pesaing mengungkapkan pasar yang tersegmentasi dan adaptif serupa di Bekasi.
- Lapo Ni Tongdongta (Summarecon Mall Bekasi): Pesaing ini mencerminkan strategi Lapo Siagian Blok M dengan berlokasi di dalam mal besar. Namun, ia mengadopsi strategi Lapo Siagian Tanah Abang dengan menggunakan paket (misalnya, “Paket 2… 37.000 IDR”).13 Ini menunjukkan model hibrida yang kompetitif secara harga.
- Lapo Marpadotbe (Bekasi Selatan): Pesaing ini mencerminkan strategi Lapo Siagian Matraman. Ini adalah “Super Partner” di GoFood , beroperasi dari ruko , dan memiliki harga premium (misalnya, “Jus Martabe” seharga 36.000 IDR vs 17.000 IDR di Siagian). Ini menunjukkan pemosisian “premium lingkungan” yang serupa.
- Lapo Medan (Bekasi Timur): Ini juga merupakan “Super Partner” dan bersaing dalam diferensiasi menu, menawarkan item seperti “Sangsang B2 Gota” (dengan darah) dan makanan ringan unik (“Kue Ketawak”).
Perusahaan Kuliner Multi-Modal yang Tangguh
Data pesaing membuktikan bahwa pasar lapo di Jabodetabek sangat terspesialisasi. Pesaing cenderung mengadopsi satu strategi spesifik (misalnya, berbasis mal, premium-lingkungan, atau titik harga).
Keunikan Lapo Siagian Boru Tobing bukanlah karena ia menemukan salah satu dari strategi ini, melainkan pada kemampuannya yang unik untuk secara bersamaan dan berhasil mengeksekusi semuanya di bawah satu merek keluarga:
- Ia menjalankan Model Prestige (Senayan).
- Ia menjalankan Model Transport-Hub/Cepat Saji (Tanah Abang).
- Ia menjalankan Model Komersial/Pembelanja Mal (Blok M Square).
- Ia menjalankan Model Premium/Kultural-Lingkungan (Matraman).
Diversifikasi strategis ini, yang semuanya disatukan oleh bumbu terpusat dari sang patriark dan dikelola oleh generasi kedua yang melek digital , memberikan ketangguhan yang unik pada perusahaan ini. Ia dapat menangkap beberapa segmen pasar yang berbeda, menjadikannya sebuah institusi yang dominan dan bertahan lama di lanskap kuliner Jakarta, jauh lebih kompleks daripada sekadar sebuah restoran tunggal.
Peta
Sorry, no records were found. Please adjust your cari criteria and try again.
Sorry, unable to load the Maps API.








