Kawasan Kota Tua di Jakarta terkenal akan bangunan-bangunan bergaya arsitektur khas Hindia Belanda, seperti Museum Wayang.
Namun, bagian dalam museum tersebut tidak kalah menariknya karena memiliki berbagai macam koleksi wayang dan boneka dari Nusantara dan luar negeri, salah satunya Sigale-gale.
“Boneka Sigale-gale ini boneka dari Samosir. Dulu digunakan untuk menghibur seorang raja yang kehilangan anaknya,” ujar YouTuber Billy Christian.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam Mystical Mystery virtual tour bertajuk Haunted Dolls, Minggu (20/9/2020).
Mengutip Kompas.com, Sigale-gale merupakan sebuah boneka kayu yang bentuknya menyerupai manusia. Pertunjukan menggunakan boneka tersebut sudah terjadi selama ratusan tahun di Samosir, Sumatera Utara.
Sigale-gale tercipta dari kesedihan Raja Rahat yang kehilangan putra tunggalnya bernama Manggale yang gugur di medan perang.© Disediakan oleh Kompas.com Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.
Rasa pilu yang dirasakan Raja Rahat membuat dia sakit. Para tetua di kerajaan pun membuat sebuah patung yang mirip Manggale untuk menghibur sang Raja.
Bisa bergerak sendiri
Para tetua di kerajaan tidak sekadar membuat patung. Mereka turut memanggil roh Manggale agar patung bisa bergerak.
Para tetua, mengutip Kompas.com, menggelar sebuah upacara. Mereka meniup sordam yang merupakan alat musik Batak Toba berupa seruling panjang yang terbuat dari bambu.
Perlahan, patung tersebut bergerak mengikuti irama sordam dan menari sendiri tanpa bantuan manusia.© Disediakan oleh Kompas.com Para wisatawan menari bersama dengan boneka Sigale-gale di Samosir, Sumatera Utara.
Para tetua pecaya bahwa roh Manggale terpanggil melalui media patung kayu dan alunan lagu. Raja Rahat pun pulih dari sakitnya.
Pertunjukan Sigale-gale di masa modern
Pertunjukan Sigale-gale kerap dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Samosir. Namun, pertunjukan sudah tidak lagi menggunakan roh.
Sigale-gale digerakkan melalui sistem penggerak mekanis oleh pawang. Sistem penggerak di kedua tangan dan kepalanya membuat Sigale-gale bisa menari di atas kotak kayu yang menyerupai peti jenazah.
Meski bermula dari kesedihan seorang ayah yang ditinggal anaknya, kini pertunjukan Sigale-gale dilakukan untuk menghibur wisatawan yang berlibur ke Samosir dan Danau Toba.
sumber: kompas.com
Tinggalkan Balasan