Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom, didampingi Kadis Ketapang dan Pertanian Dr. Tumiur Gultom, melakukan audiensi ke Kantor Ditjen Perkebunan Kementan RI di Gedung C Kementan RI, Jakarta, Selasa (7/10).
Kesempatan tersebut, Bupati Samosir memaparkan kondisi sektor perkebunan di Kabupaten Samosir. Vandiko menyampaikan, Pemkab Samosir berhasil mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis Andaliman Pulo Samosir dan telah diserahkan ke MPIG (Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis) Andaliman Pulo Samosir.
Vandiko mengatakan, secara umum sektor perkebunan di Samosir didominasi oleh Kopi, Kakao dan Kemiri.
Saat ini, untuk komoditi Kopi memiliki eksisting di Kabupaten Samosir seluas 5.810 ha, terdiri dari Tanaman Belum Menghasilkan seluas 1.569,5 hektare, Tanaman Menghasilkan seluas 3.966,38 Ha dan Tanaman Tidak Menghasilkan (akibat terserang penyakit) seluas 275 hektare.
“Untuk tahun 2025 bantuan APBN 100 ha untuk peremajaan dan ditambah untuk perluasan tanam seluas 200 hektare,” terang Vandiko.
Dalam kesempatan ini, Bupati Samosir Vandiko Gultom menyampaikan proposal usulan untuk pengembangan komoditi Kopi dan Kakao di Kabupaten Samosir, dan usulan program hilirisasi Kemiri dan Nira .
Abdul Roni menyarankan agar fokus di komoditi Kopi dan hilirisasi Kopi yang dipusatkan di Kabupaten Samosir, dan kebutuhan luasan 7.000 ha supaya dikejar dan dikembangkan dalam kawasan.
Pihaknya juga akan segera menurunkan tim dalam rangka menghadapi serangan OPT (organisme pengganggu tanaman) tanaman Kopi di Kabupaten Samosir.
Leave a Reply