Satu lagi cara murah untuk menjelajah Danau Laut Tawar yang masyarakat lokal menyebutnya Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
Salah satu wisata paling populer di dataran tinggi Gayo itu kini menyediakan rute keliling danau dengan singgah pada tiga dermaga sekaligus, yaitu dermaga Toweren Village, Mendale Village, dan Loyang Koro Cave.
Ketiga lokasi ini menjadi tempat destinasi wisata yang paling digemari wisatawan di Aceh Tengah.
Untuk menjelajah danau dengan tujuan tiga destinasi itu, tersedia speedboat di Dermaga Grand Renggali Hotel. Hotel ini berada di Jalan Takengon–Bintang, Desa Teluk One-one, Takengon, Aceh Tengah. Sekitar 10 menit dari pusat Kota Takengon.
Di situ, setiap hari speedboat tersedia dengan harga Rp 300.000 sekali jalan. Ini harga termurah dibanding menggunakan speadboat yang disewa di masing-masing dermaga. Kapasitas speedboat ini cukup untuk lima penumpang ditambah satu juru mudi.
General Manager Grand Renggali Hotel, Takengon, Aceh Tengah Ade Irman Siregar, melalui telepon, Rabu (29/9/2021) mengatakan, fasilitas keliling danau itu tersedia sebulan terakhir.
“Boleh buat pasangan juga, couple gitu,” kata Ade.
Dia menjelaskan, ini cara hotel untuk memanjakan tamu berkeliling wisata Aceh Tengah lewat jalur danau. Umumnya, satu destinasi ke destinasi lainnya di Aceh Tengah terpaut jarak lumayan jauh jika menggunakan jalan darat.
“Maka kita siasati lewat jalur danau. Sekalian merasakan sensasi membelah danau menuju lokasi wisata yang dituju,” katanya.
Ia melanjutkan, butuh waktu sekitar 45 menit bagi wisatawan untuk menjangkau ketiga destinasi wisata itu naik speedboat.
“Kami pastikan aman, tersedia pelampung juga buat penumpang,” katanya.
Sementara itu, Direktur Operasional Arabia Group, Iwan Wahyudi, dihubungi terpisah menyebutkan, Grand Renggali Hotel salah satu hotel bintang tiga yang berkomitmen mendorong pertumbuhan wisata Aceh Tengah.
Meski ditengah pandemi, sambung Iwan, pengelola hotel harus kreatif agar mampu bertahan.
“Sekarang sudah agak lebih baik, okupansi kita itu 40 persen. Dari sebelumnya hanya berkisar 20 persen per hari,” kata Iwan.
Pihaknya berharap di tengah pandemi, promosi wisata masih berjalan. Pengetatan protokol kesehatan juga harus berjalan, agar bisnis sektor wisata ini hidup dan bertahan.
sumber: kompas.com
Tinggalkan Balasan