Cerita rakyat dari Sumatera Utara
Danau Toba merupakan salah satu danau yang menjadi tempat wisata menarik bagi para wisatawan. Banyak orang yang mengunjungi, karena danau tersebut memiliki keindahan yang menyegarkan pikiran dan menenangkan hati. Danau Toba berada di tengah Pulau Sumatera Utara, dan menjadi salah satu danau terbesar di Indonesia.
Selain, menawarkan keindahan pemandangan, danau Toba juga terkenal dengan legendanya yaitu cerita rakyat tentang asal-usul munculnya danau Toba. Ingin tahu seperti apa kisahnya? Yuk, baca sampai selesai cerita rakyat danau Toba berikut ini, sebab ada pesan moral yang sangat bermanfaat untuk manusia dalam menjalani kehidupannya.
1. Ada seorang pemuda yang bernama Toba
Kisah ini bermula dari seorang pemuda yatim piatu yang bernama Toba. Setiap harinya dia bekerja di ladang, terkadang dia juga mencari ikan yang ada di sungai dekat rumahnya. Hasil tangkapan ikan, dia gunakan untuk makan dan juga ada yang dijual ke pasar.
Suatu hari dia berharap akan mendapatkan ikan yang besar saat memancing. Pergilah dia ke sungai, lalu mulai memancing ikan. Setelah beberapa saat, mata kail alat pancingnya dimakan oleh ikan. Ya, dia baru saja mendapatkan tangkapan ikan besar.
Betapa senang dan gembiranya Toba pada saat itu. Kemudian, dengan sekuat tenaga dia menarik alat pancingnya dan benar saja, seekor ikan yang sangat besar menyangkut mata kailnya.
2. Toba menangkap ikan yang berukuran besar dan berwarna keemasan
Toba merasa ada yang aneh dan memperhatikan ikan hasil tangkapannya. Ikan tersebut berukuran sangat besar dan memiliki warna kuning keemasan. Apalagi saat terkena sinar matahari, ikan tersebut sangat berkilau.
Setelah beberapa saat, dia melepaskan mata kail alat pancingnya yang menyangkut di mulut ikan tersebut. Pada saat mata kail sudah terlepas, tiba-tiba ada sebuah keajaiban yang terjadi. Ikan hasil tangkapannya berubah menjadi seorang perempuan yang sangat cantik dan memesona. Wajahnya begitu menarik perhatian Toba, karena kecantikannya seperti bidadari.
3. Toba dan perempuan cantik tersebut saling berkenalan dan menikah
Toba masih tidak percaya dengan apa yang disaksikannya. Dia hanya bisa diam dan menatap penuh keheranan pada ikan yang berubah menjadi perempuan cantik itu. Lalu, perempuan itu berkata, “Tuan, aku adalah seseorang yang mendapat kutukan dari Dewa, karena telah melanggar aturan. Lalu, aku akan berubah menjadi apa saja seperti siapa pun yang menyentuhku. Karena Tuan telah menyentuhkan, maka aku berubah wujud menjadi sepertimu,” kata perempuan cantik tersebut kepada Toba.
Mereka saling berkenalan, dan karena kecantikan perempuan tersebut, Toba jatuh hati kepadanya. Kemudian, Toba menyampaikan maksud hatinya yang ingin menjadikan perempuan tersebut sebagai istrinya. Perempuan itu pun bersedia untuk menjadi istri Toba.
Namun, perempuan itu mengajukan syarat kepada Toba untuk dipenuhinya. Syarat tersebut yaitu, Toba harus menjaga rahasia dari mana dia berasal. Toba pun menyanggupi syarat yang diajukan, dan akhirnya mereka menikah, serta hidup berbahagia, meski dengan penuh kesederhanaan.
4. Lahirlah seorang anak laki-laki bernama Samosir
Kebahagiaan rumah tangga mereka semakin terasa, saat lahir seorang anak laki-laki yang bernama Samosir. Samosir tumbuh sebagai anak yang sehat, tapi sayangnya dia sedikit pemalas. Bahkan, ketika dimintai tolong oleh ibunya untuk mengantar makanan kepada ayahnya yang sedang bekerja di ladang, Samosir pun kerap menolaknya.
Pada suatu hari, Samosir dipaksa oleh ibunya untuk mengantarkan makan siang ke ayahnya. Dengan wajah malas, dia berangkat ke ladang. Namun, saat di pertengahan jalan, Samosir merasa sangat lapar, dan akhirnya dia memutuskan untuk berhenti sejenak dan memakan bekal yang akan diberikan kepada ayahnya.
Samosir tidak menghabiskannya, dia masih menyisakan sedikit untuk ayahnya. Lalu, dia melanjutkan perjalanan menuju ke ladang. Sesampainya di ladang, Samosir memberikan bekal makanan tersebut kepada ayahnya.
5. Toba melanggar janji yang telah disepakati bersama perempuan tersebut sebelum menikah
Toba yang bekerja sejak pagi hari sudah sangat lapar, dia langsung membuka bekal makanan yang dibawa oleh Samosir. Setelah dibuka, Toba sangat terkejut karena makan siangnya tinggal sisa sedikit saja. Kemudian, Samosir menjelaskan bahwa saat di perjalanan menuju ladang dia sangat lapar dan akhirnya memakan bekal makanan yang dipersiapkan untuk ayahnya. Toba pun sangat marah dan memaki Samosir dengan berkata, “Dasar anak keturunan ikan.”
Samosir yang mendengarkan perkataan Toba pun sangat terkejut. Dia berlari pulang ke rumah sambil menangis. Ketika sampai di rumah, Samosir bercerita tentang perkataan yang dilontarkan oleh Toba kepadanya, di mana dia disebut sebagai anak dari keturunan ikan.
Ibu Samosir sangat bersedih dan kecewa, karena Toba telah melanggar janjinya. Dalam beberapa saat, Samosir dan ibunya menghilang. Lalu, secara cepat tanah yang dipijak oleh mereka menyemburkan air dengan sangat deras, hingga membuat daratan dipenuhi oleh air. Semakin lama, semburan air semakin membesar dan membuat permukaan daratan tergenang air, hingga membentuk sebuah danau. Danau tersebutlah yang saat ini diberi nama danau Toba. Lalu, terdapat sebuah pulau kecil di tengah danau yang disebut Pulau Samosir.
Legenda danau Toba penuh dengan pesan moral yang berguna untuk manusia menjalani kehidupannya. Pertama, sebagai seorang anak, hendaknya berbakti kepada orangtua. Kedua, manusia tidak boleh serakah dan mengambil hak orang lain. Ketiga, sebagai manusia harus belajar agar mampu mengendalikan emosinya, sehingga perkataan dan tindakannya gak akan melukai perasaan orang lain. Keempat, ketika sudah berjanji, maka berusahalah untuk menepati.
sumber: IDN Times
Tinggalkan Balasan