Cimpa Unung-unung

24 Oct 2025 1 min read No comments kuliner
Featured image
Spread the love

Cimpa Unung-unung adalah kue tradisional khas masyarakat Karo di Sumatera Utara, terbuat dari tepung ketan dengan isian kelapa parut dan gula merah, lalu dibungkus daun singkut dan dikukus.

Hidangan ini bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian penting dari adat dan simbol kebersamaan masyarakat Karo.

 

🌿 Asal-usul & Filosofi

  • Asal daerah: Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
  • Nama: “Cimpa” berarti kue, sedangkan “Unung-unung” merujuk pada cara pembungkusannya.
  • Makna budaya:
  • Disajikan dalam upacara adat Karo, terutama saat pesta tahunan (kerja tahun) atau acara keluarga.
  • Melambangkan persatuan dan kebersamaan, karena biasanya dibuat bersama-sama oleh anggota keluarga atau komunitas.
  • Menjadi simbol syukur dan doa atas rezeki yang diterima.

 

🍴 Bahan Utama

  • Tepung ketan (pulut).
  • Tepung beras (kadang dicampur).
  • Kelapa parut.
  • Gula merah (bisa ditambah jahe atau lada untuk aroma).
  • Daun singkut (daun khas Karo, digunakan sebagai pembungkus).

 

👩‍🍳 Cara Membuat (ringkas)

  1. Adonan kulit: Campur tepung ketan + tepung beras dengan sedikit garam dan air hingga kalis.
  2. Isian: Masak gula merah dengan air, tambahkan kelapa parut, aduk hingga agak kering.
  3. Bungkus: Ambil adonan, pipihkan di atas daun singkut yang sudah diolesi minyak, beri isian, lalu lipat rapat.
  4. Kukus: Sekitar 20–30 menit hingga daun berubah warna hijau kecokelatan.

 

☕ Cara Menikmati

  • Biasanya disantap hangat bersama kopi atau teh.
  • Sering dihidangkan saat musim hujan sebagai camilan penghangat.
  • Karena dibungkus daun singkut, aromanya khas dan berbeda dari kue ketan lain.

 

Cimpa Unung-unung bukan hanya kudapan manis, tapi juga identitas kuliner Karo yang sarat makna sosial dan spiritual. Ia memperlihatkan bagaimana makanan bisa menjadi medium kebersamaan, doa, dan warisan budaya yang terus hidup di tengah masyarakat.

F, mengingat kamu sering membuat template kuliner & budaya untuk wisata, mau saya buatkan tabel perbandingan Cimpa Unung-unung vs Itak Gurgur (bahan, filosofi, konteks adat) supaya bisa jadi materi promosi atau edukasi wisata Danau Toba?

Author: Admin Onetoba

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *