Sebuah tonjolan pada perbukitan yang berada Desa Marbun Toruan, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan terlihat jelas dari jalan umum masyarakat.
Perjalanan dari Balige menuju desa tersebut menghabiskan waktu sekitar 2,5 jam.
Masyarakat desa sekitar mayoritas bermarga Banjarnahor.
Sekilas, masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai petani; bawang dan padi.
Perjalanan dari desa tersebut ke lokasi yang disebut-sebut Pyramid Toba sekitar 45 menit.
Ketinggian pyramid tersebut diperkirakan sekitar 150 meter dengan tiga level.
Sekitar 50 meter dari rumah pertama terdekat ke jalan umum, telah tampak suaunan batu yang rapi.
Ukuran batu yang tersusun memiliki ukuran bervariasi. Jalan setapak yang dipenuhi dengan bebatuan serta curam membuat pendakian melambat.
Level pertama memiliki tiga teras yang luasnya bervariasi. Teras pertama memiliki panjang sekitar 30 meter dan lebar sekitar 8 meter. Teras kedua memiliki panjang 25 meter dan lebar 6 meter. Dan teras ketiga memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebar 5 meter.
Antara level pertama dan kedua, rumput dan kayu-kayu masih tumbuh.
Kawasan tersebut belum dibersihkan sepenuhnya. Setelah pwndakian 30 meter, level kedua sudah terlihat.
Terlihat ada tiga teras dengan ukuran yang lebih kecil dari level pertama.
Pada teras pertama, ada sebanyak 4 lesung batu serta dinding batu yang membentuk ruang di pinggir pyramid tersebut.
Pendakian berlanjut sekitar 50 meter, level puncak atau level ketiga tiba. Sebuah bendera Merah Putih berlibar pada tiang dari bambu.
Tampak dari puncak Lembah Bakkara yang memanjang di pinggiran Danau Toba.
Tonjolan yang disebut pyramid ini berada pada dinding bukit yang berdekatan dengan tempat perkampungan Marga Pasaribu.
Informasi yang beredar di masyarakat sekitar, kawasan tersebut merupakan lokasi perkampungan Marga Banjarnahor setelah menyebar dari areal Toga Marbun yang berada di Desa Parmonangan, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas.
Di desa tersebut terdapat sebuah dermaga atau yang dikenal masyarakat sekitar Bontean.
Bila dilihat dari puncak yang disebut pyramid, diperkirakan, ada sekitar 50 meter surutnya Danau Toba yang melahirkan Lembah Bakkara.
Seorang warga sekitar Hasiholan Banjarnahor (74) mengutarakan soal keberadaan yang disebut-sebut pyramid Toba.
“Kalau di tempat kita ini, di Bakkara ini, kita sebut itu Letter A, huruf A. Karena memang menyerupai huruf A,” ujar Hasiholan Banjarnahor (74), Minggu (1/10/2023).
“Dia memiliki tiga teras (level) karena ada itu yang di tengah,” sambungnya.
Ia dugai, kawasan tersebut merupakan bekas perkampungan. Bahkan lokasi tersebut pernah juga dijadikan sebagai lahan pertanian bawang dan ubi.
“Kurasa itu bekas perkampungan, tapi entah siapa yang menempati, saya tidak tahu. Tapi kalau mengelolanya sebagai lahan pertanian itu ada, untuk bawang dan ubi,.” tuturnya.
Ia merupakan generasi ke-17 dari Marga Banjarnahor. Keluarganya tak pernah tinggal di lokasi Letter A tersebut, namun tinggal di kaki Letter A.
Hingga saat ini, perkampungan di bawah yang disebut-sebut pyramid tersebut telah dihuni banyak penduduk.
“Kami tak pernah tinggal di lokasi Letter A itu. Saya nomor 17 lah kalau dari Marga Banjarnahor. Tapi saat kami tinggal di bawah lokasi tersebut sudah ada 4 keturunan. Dan lokasi Letter A sudah tak berpenghuni lagi,” sambungnya.
Selain bekas perkampungan, kawasan tersebut diperkirakan sebagai tempat persembunyian dan pemantauan musuh-musuh di masa lampau.
“Kan dulu, sering terjadi perang antar kampung dan juga untuk penjajah. Kemungkinan lokasi tersebut digunakan sebagai tempat pemantauan musuh-musuh sekaligus tempat persembunyian,” tuturnya.
Bila benar lokasi tersebut adalah lokasi yang disebut-sebut sebagai Pyramid Toba, pihaknya merasa gembira karena akan menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat soal sejarah berdirinya Lembah Bakkara.
Walau tak bisa pastikan soal waktu terjadinya lokasi Letter A tersebut, ia sebut kawasan tersebut bakal memiliki cerita baru.
“Kita sudah pernah juga ditemui pihak Dinas Pariwisata dan Pertanian dari Pemkab Humbahas soal lokasi tersebut. Kita setuju dengan upaya yang mereka mau lakukan di sana,” terangnya.
Pasalnya, lokasi yang berdekatan dengan kawasan yang disebut-sebut pyramid Toba merupakan lahan keluarganya.
(cr3/tribun-medan.com)
Tinggalkan Balasan