Salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi oleh wisatawan saat berada di Taman Nasional Komodo (TNK), Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur adalah Pink Beach.
Selain menawarkan pemandangan dari laut biru yang indah dan jernih, hamparan pasir berwarna merah muda tersebut menjadi daya tarik Pink Beach yang unik.
Baca juga:
- Gaya Umi Pipik Naik Jetski di Danau Toba Berbusana Syar’i-Pakai Cadar
- Mampu Pangkas Perjalanan Jadi 1,5 Jam, dari Medan ke Danau Toba Lewat Jalan Tol Baru Ini, Miliki Panjang 143,25 Km
- 5 Kali Isi Danau Toba Lenyap, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat
- Bali Disebut Tak Layak Dikunjungi Turis, Anggota DPR: Jadi Bahan Evaluasi
- Soroti Keindahan Alam Danau Toba di Aquabike Jetski World Championship 2024
Travel Blogger Kadek Arini mengatakan, di balik warna pasir yang menarik terdapat peran dari ombak yang menyeret terumbu karang ke pesisir pantai.
“Terumbu karang di Pink Beach mayoritas warna pink. Terumbu karang yang kena ombak, dia kayak hancur. Serpihannya yang bercampur dengan pasir putih, jadi pasirnya warna pink,” katanya.
Pernyatan tersebut Kadek Arini sampaikan dalam konferensi pers virtual “Perlindungan Lengkap Jiwa dan Kesehatan yang Terjangkau”, Senin (21/12/2020).
Sementara itu, menurut informasi dalam Bobo, Senin (15/7/2019), warna pasir pantai yang terletak di Pulau Komodo berasal dari mikroorganisme bernama foraminifera.
Adapun, mengutip Kompas.com, Senin (14/9/2020), foraminifera atau Foram adalah plankton mikroskopis yang kerabat tertuanya muncul di lautan hampir satu miliar tahun yang lalu.
Lantas, apa hubungan plankton dengan warna pasir di Pink Beach?
Foram memiliki warna sedikit oranye atau koral yang kemudian bercampur dengan pasir di pantai. Alhasil, warna pasir di Pink Beach menjadi warna merah muda.
Kendati Foram disebut menyebabkan warna pasir menjadi merah muda, mengutip Tribun Travel, Minggu (5/8/2018), warna pasir dipengaruhi cangkang kerang.
Cangkang-cangkang kerang yang sudah pecah kemudian terbawa oleh ombak ke pesisir pantai. Pecahan cangkang kerang tersebut kemudian bercampur dengan pasir putih yang berasal dari batuan kapur di sekitar pantai.
Inilah yang membuat Pink Beach, salah satu dari tujuh pantai berpasir pink di dunia, memiliki warna pasir seperti yang saat ini dapat dilihat wisatawan.
Kegiatan menarik di Pink Beach
Kadek mengatakan, salah satu tempat wisata terkenal di Pulau Komodo tersebut menawarkan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan.
Jika ingin diving atau snorkeling, pengunjung bisa melakukannya tanpa harus khawatir apakah ekosistem bawah laut akan sulit dilihat.
“Kalau mau diving atau snorkeling, cantik banget, enggak keruh airnya. Ikannya banyak, koral juga,” tuturnya.
Selain itu, seluruh koral yang ada di Pink Beach masih terawat dan terjaga dengan baik. Sambil melihat keindahan bawah laut di Pink Beach, wisatawan dapat menikmati segarnya air laut yang ada.
Jangan bawa pulang pasir, karang, dan kerang
Salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh wisatawan saat berkunjung ke sebuah destinasi adalah membawa pulang oleh-oleh.
Kendati demikian, melansir Kompas.com, Kamis (3/10/2019), ada baiknya wisatawan tidak nekat membawa pulang pasir, karang, atau kerang dari pantai-pantai di TNK.© Disediakan oleh Kompas.com Pasir, karang, dan kerang yang disita dari wisatawan di Bandara Komod, Labuan Bajo
Sebab, menurut seorang petugas Aviation Security (Avesec) di Bandara Komodo, Labuan Bajo, benda-benda tersebut akan disita untuk dikembalikan oleh pihak bandara ke tempat semula.
Selain kena sita, sanksi lain yang bisa dikenakan kepada wisatawan yang nekat adalah denda paling besar Rp 200 juta dan penjara paling lama 10 tahun.
Hal ini tertulis dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
sumber: kompas.com
Tinggalkan Balasan