Tanaman pare banyak tumbuh dan dibudidayakan masyarakat. Manfaat daun pare pun digadang-gadang bisa mengobati pula berbagai penyakit. Pare yang memiliki nama latin Momordica carantia masih berumpun dengan jenis tanaman cucurbitaciae ini bisa umbuh mudah di kawasan tropis.
Pare tidak membutuhkan perawatan khusus seperti tanaman-tanaman tertentu. Biasanya pare membutuhkan semacam penyangga sebagai tempat bersandar, sebab tanaman pare tumbuh merambat dengan sulur spiral.
Berdasarkan sebuah Penelitian umumnya pare ini terdapat tiga jenis yaitu pare hijau (Momordica charantia L) berbentuk lonjong kecil dan bewarna hijau, jenis ini banyak dikenal masyarakat dengan nama pare kodok, pare ayam, pare alas, dan pare ngenge.
Kedua, pare putih (Momordica charantia L) berdaging tebal, berbentuk bulat berwarna putih agak kekuningan, permukaannya dipenuhi bintil-bintil dan rasanya tidak sepahit pare hijau. Mayarakat biasanya mengenal jenis ini dengan nama pare gajih, pare mentega.
Ketiga, pare ular (Trichosanthus anguina L) jenis pare ini kurang populer, dengan bentuk daging yang mudah melengkung dan dagingnya yang berwarna hijau keputihan. Walau demikian, pare jenis ini memiliki rasa yang tidak pahit seperti pare hijau, memiliki ukuran sampai 30-110 cm.
Baca:
- Kisah Huta Siallagan, Pada Zaman Dulu di kenal kampung kanibal
- Kampung Ulos Hutaraja, Destinasi Wisata Warisan Budaya Batak
- Batu Tambar di Saribu Gua, Kampung Spiritual dan Ritualisme Batak
- Makna Filosofis Arsitektur Rumah Adat Batak
- Gua Gong, Surga di Tengah Berbukitan Cadas nan Gersang Pacitan
Mengutip dari Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Pare memiliki kandungan kaya mineral nabati kalsium dan fosfor, juga karotenoid. Pare mengandung alpha-momorchorin, betamomorchorin dan MAP30 (momordica antiviral protein 30) yang bermanfaat sebagai anti HIV/AIDS, dan bijinya sendiri mengandung triterpenoid yang mempunyai aktivitas anti spermatozoa, sehingga penggunaan biji pare secara tradisional dengan maksud untuk mencegah AIDS dapat mengakibatkan infertilitas pada pria.
Kebutuhan manusia tiap hari akan vitamin A diperkirakan sebanyak 5000 IU (International Units) dan sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau dan kuning biasanya banyak mengandung karoten. Karotenoid yang merupakan prekursor vitamin A disebut sebagai provitamin A, vitamin A sendiri diyakini bermanfaat khusus bagi kesehatan penglihatan, sebagai pertahanan tubuh (antioksidan) dan mencegah pertumbuhan sel karsinogen, serta bermanfaat untuk proses pertumbuhan.
Manfaat daun pare dan buah pare tersebut dalam Penelitian Ilmiah Analisis Kadar β-Karoten pada pare (Momordica charantia) UIN Alaudin Makasar, mengemukakan Provitamin A ini bersifat lebih stabil dibandingkan vitamin A karena β-karoten berada dalam bentuk dispersi koloid dengan lemak atau dalam bentuk kompleks dengan protein di dalam satu bahan pangan, ini disebabkan karena 36 karotenoid terdapat dalam lokasi yang terhindar terhadap oksigen.
sumber: rempo.co