Memanfaatkan digitalisasi dalam menjangkau pasar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi angka kemiskinan. Hal itu disampaikan Suryani Nasution melalui pesan WhatsApp saat Santai Siang RB Tematik Pengentasan Kemiskinan Pro 2 Sibolga, Sabtu (6/9/2025).
Suryani mengatakan banyak produk lokal berkualitas yang sebenarnya memiliki daya saing, namun tidak dikenal luas karena terbatasnya akses pasar. Digitalisasi memungkinkan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) maupun usaha mikro untuk memperluas jangkauan pemasaran, bukan hanya di lingkup lokal, tetapi juga hingga nasional bahkan internasional.
“Digitalisasi adalah kunci untuk pelaku usaha kecil bisa memasarkan produknya secara online, mereka tidak hanya menjual ke lingkungannya saja, tetapi bisa menembus pasar yang lebih luas. Inilah yang pada akhirnya bisa meningkatkan pendapatan mereka,” katanya.
Ia mengatakan hadirnya platform digital seperti marketplace, media sosial, hingga aplikasi pengiriman barang, membuat proses transaksi menjadi lebih cepat dan efisien. Selain itu, digitalisasi juga dapat menekan biaya operasional.
“Dulu orang harus sewa toko fisik dengan biaya mahal. Sekarang cukup dengan gawai, mereka bisa membuka lapak online dan menjangkau konsumen di berbagai daerah,” tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa digitalisasi pasar dapat menjadi instrumen penting untuk mengurangi kesenjangan sosial. Dengan terbukanya akses ke pasar yang lebih luas, akan tercipta peluang kerja baru, peningkatan pendapatan rumah tangga, hingga tumbuhnya ekosistem usaha yang mandiri dan berkelanjutan.
“Pengentasan kemiskinan tidak bisa hanya mengandalkan bantuan semata, namun dapat juga dilakukan dengan memberikan akses dan peluang, salah satunya lewat digitalisasi. Jika masyarakat kecil mampu memasarkan produknya sendiri dan mandiri secara ekonomi, maka perlahan angka kemiskinan bisa ditekan,” tutupnya.
sumber: rri.co.id
Leave a Reply