Saat mendengar nama Bika Ambon, banyak yang langsung mengiranya berasal dari Ambon, Maluku. Namun, jangan biarkan namanya mengecoh Anda. Kue berwarna kuning cerah dengan tekstur berongga yang khas ini adalah ikon kuliner dan oleh-oleh wajib dari Medan, Sumatera Utara.
Dengan rasa manis yang legit dan aroma harum yang menggoda, Bika Ambon telah memikat hati banyak orang. Mari kita selami lebih dalam fakta, sejarah, dan keunikan di balik kue legendaris ini.
Asal-Usul Nama: Mengapa Disebut Bika Ambon?
Misteri terbesar dari kue ini adalah namanya. Meskipun berasal dari Medan, nama “Ambon” melekat erat. Hingga kini, belum ada satu versi cerita yang pasti, namun ada dua teori populer yang berkembang di masyarakat:
- Versi Sejarah Lokasi (Amplas-Kebon): Konon, kue bika pertama kali populer di kawasan Amplas, Medan. Wilayah ini terbagi oleh sungai, dan area di sebelah timur sungai dikenal sebagai ‘Kebon’ karena banyaknya perkebunan. Gabungan kata ‘Amplas-Kebon’ inilah yang kemudian disingkat menjadi “Ambon” dan melekat pada nama kue bika tersebut.
- Versi Bahasa Lokal: Dalam percakapan sehari-hari masyarakat Medan, kata “ambon” bisa berarti ‘lembut’ atau ‘empuk’. Nama ini dianggap sangat cocok untuk mendeskripsikan tekstur kue yang lembut dan kenyal, sehingga kue ini dikenal sebagai Bika Ambon.
Keunikan di Balik Tekstur Berongga yang Sempurna
Ciri khas utama Bika Ambon adalah rongga atau sarang yang menyerupai jaring di bagian dalamnya. Tekstur unik ini bukanlah hasil yang instan, melainkan buah dari proses pembuatan yang panjang dan teliti.
- Proses Pembuatan 12 Jam: Untuk menghasilkan rongga yang sempurna dan rasa yang maksimal, adonan Bika Ambon membutuhkan waktu fermentasi hingga 12 jam.
- Bahan Baku Pilihan: Secara tradisional, ada beberapa aturan tak tertulis untuk hasil terbaik. Telur yang digunakan harus segar (baru satu hari), dan air nira (atau air kelapa) sebaiknya berasal dari pohon kelapa yang tumbuh di pesisir pantai. Hal ini dipercaya membuat kue mengembang sempurna dan tidak bantat.
Bahan Sederhana, Proses Penuh Ketelitian
Meskipun prosesnya rumit, bahan baku Bika Ambon sebenarnya sangat sederhana dan mudah ditemukan. Bahan utamanya meliputi:
- Tepung Sagu
- Tepung Terigu
- Santan
- Air Kelapa atau Nira
- Ragi
- Telur
- Gula Pasir
Prosesnya melibatkan perebusan santan dengan rempah (seperti daun pandan dan serai), kemudian dicampurkan dengan bahan lain secara bertahap. Adonan kemudian didiamkan selama berjam-jam sebelum dipanggang dengan api sedang hingga matang dan membentuk serat-serat emasnya.
Wajib Coba! Ragam Varian Rasa Bika Ambon
Seiring berjalannya waktu, Bika Ambon tidak hanya hadir dalam rasa orisinal yang klasik. Kini, Anda bisa menemukan berbagai inovasi rasa yang menarik, seperti:
- Pandan
- Durian
- Nangka
- Keju
- Cokelat
- Moka
Tips Membeli Bika Ambon Sebagai Oleh-Oleh Khas Medan
Jika Anda berkunjung ke Medan, membawa pulang Bika Ambon adalah sebuah keharusan. Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui:
- Daya Tahan: Karena dibuat tanpa bahan pengawet, Bika Ambon asli biasanya hanya bertahan 3-4 hari pada suhu ruang. Ini justru menjadi tanda kualitasnya yang menjaga tekstur tetap lembut.
- Saran Penyajian: Kue ini sangat nikmat disantap sebagai teman minum teh atau kopi di pagi atau sore hari.
- Kisaran Harga: Harga satu kotak Bika Ambon bervariasi, umumnya berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000, tergantung ukuran dan varian rasa yang Anda pilih.
Jadi, saat berikutnya Anda berada di Medan, pastikan untuk tidak melewatkan kesempatan membawa pulang sepotong “legenda” kuliner yang manis dan lembut ini.
Tinggalkan Balasan