Mengenal Rute Ekspedisi Wallacea dalam Pola Perjalanan Wisata Adventure Indonesia

16 Jan 2021 2 min read No comments Uncategorized @id

Direktur Wisata Alam, Budaya, dan Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Alexander Reyaan mengatakan, satu dari empat pola perjalanan wisata petualangan adalah Wallacea Expedition Route.

Baca juga: 

“Pola perjalanan punya tema masing-masing yang diturunkan menjadi beberapa sub-tema,” ujarnya dalam webinar Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) bertajuk “Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia Melalui Wisata Petualangan” pada Kamis (14/1/2021).

Dalam rute ekspedisi tersebut, rencananya wisatawan akan diajak berjalan-jalan melintasi empat provinsi yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara.

Siapa itu Wallace?

Sebelum mengetahui lebih lanjut soal Wallacea Expedition Route, ada baiknya mengenal terlebih dahulu siapa itu Wallace.

Melansir Jelajah.kompas.id, Senin (9/9/2019), Alfred Russel Wallace merupakan seorang peneliti asal Inggris yang telah menyusuri berbagai sudut Nusantara dan sekitarnya pada 1854-1862.

Mural Ahli biologi Alfred Russel Wallace bersama asistennya Ali berada di lorong pemukiman yang dipercaya sebagai tempat tinggalnya saat tinggal di Ternate pada Januari 1858, Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (21/4/2019). Wallace kemudian mengirum surat kepada Charles Darwin yang dikenal dengan Surat dari Ternate yang kemudian menjadi tonggak penting bagi Darwin untuk menerbitkan bukunya, Origin of Species, pada 1859. Buku ini berisi proses seleksi alam yang memicu evolusi. Dari sini, Darwin dikenal sebagai Bapak Evolusi.
Mural Ahli biologi Alfred Russel Wallace bersama asistennya Ali berada di lorong pemukiman yang dipercaya sebagai tempat tinggalnya saat tinggal di Ternate pada Januari 1858, Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (21/4/2019).

Wallace kemudian mengirum surat kepada Charles Darwin yang dikenal dengan Surat dari Ternate yang kemudian menjadi tonggak penting bagi Darwin untuk menerbitkan bukunya, Origin of Species, pada 1859. Buku ini berisi proses seleksi alam yang memicu evolusi. Dari sini, Darwin dikenal sebagai Bapak Evolusi.

Selama menjelajahi Nusantara, dia telah menempuh perjalanan sekitar 14.000 mil atau setara dengan 22.4000 kilometer untuk mengumpulkan 310 spesimen mamalia, dan 100 spesimen reptil.

Kemudian 8.050 spesimen burung, 7.500 spesimen kerang, dan 109.700 spesimen serangga seperti kupu-kupu, lebah, atau ngengat.

Selain menjual koleksinya kepada kolektor di Eropa, namun Wallace juga membedah dan mengidentifikasi jenis-jenis koleksi yang didapat. Alhasil, dia pun dikenal sebagai seorang naturalis, antropolog, dan “Bapak Biogeografi”.

Rute ekspedisi Wallace di Indonesia

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Sabtu (28/3/2020), jalur ekspedisi Wallacea yang juga dikenal dengan Garis Wallacea adalah garis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dengan hewan Australia.

Adapun, nama tersebut disematkan berdasarkan nama penemunya yang mengelilingi Indonesia untuk mengumpulkan spesimen biologis.

Baca juga: 

Destinasi wisata yang masuk dalam jalur ekspedisi Wallace mencakup Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Sumba, Maluku, Maluku Utara, dan Flores.

Terkait pemilihan lokasi, Sulawesi Selatan dipilih karena memiliki Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung di Kabupaten Maros yang merupakan habitat dari 250 spesies kupu-kupu, tarsius, dan monyet Sulawesi (Macaca maura) yang endemik, dan ratusan gua bawah tanah.

Monyet jenis Macaca maura banyak ditemui di kawasan hutan Karaenta, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Pulau Sulawesi dikenal memiliki keanekaan hayati yang tinggi berkat proses pembentukannya yang unik jutaan tahun silam.
Monyet jenis Macaca maura banyak ditemui di kawasan hutan Karaenta, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Pulau Sulawesi dikenal memiliki keanekaan hayati yang tinggi berkat proses pembentukannya yang unik jutaan tahun silam.

Sementra Sulawesi Utara, di sana terdapat Cagar Alam Tangkoko yang merupakan habitat asli tarsius, beruang kus-kus, monyet hitam Sulawesi, dan aneka burung lainnya. Di sana juga ada patung badan Wallace.

Selanjutnya, Gorontalo memiliki Suaka Margasatwa Nantu—rumah bagi satwa endemik babi rusa, anoa, tarsius, monyet Sulawesi, dan aneka burung.

Baca juga: 

Ada juga Kolam Adudu yang merupakan tempat bercengkerama para satwa langka tersebut. Mengutip Kompas.com, Jumat (14/10/2016), di Hutan Nantu wisatawan juga dapat melihat aneka flora raksasa seperti pohon rao dan ekaliptus.

Untuk Maluku Utara, destinasi wisata tersebut dipilih karena merupakan tempat di mana Wallace mendapatkan ide tentang seleksi alam.

“Rute sejarah Wallacea yang dia lewati itu sedang kita siapkan. Pola perjalanan yang kami buat dimuat dalam program digital. Ada story telling dan video yang kami harap bisa jadi bahan bagi teman-teman untuk melakukan promosi, baik dalam atau luar negeri,” pungkas Alexander.

sumber: kompas.com

Author: Bang Ferry

Tinggalkan Balasan