Nikmati Indahnya Edelweis Sebelum Naik ke Danau Kelimutu

Bunga Edelweis jadi salah satu spot baru bagi wisatawan sebelum naik ke Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabuapten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hamparan bunga Edelweis seluas 0,22 haktar itu terletak di lintasan jalan menuju Danau Kelimutu.

Sebelum ke puncak, para wisatawan bisa langsung menyaksikan indahnya “Bunga Abadi” itu. mereka juga bisa selfie ria dengan latar belakang bunga Edelweis.

Kepala Balai Taman Nasional Keimutu (TNK) Agus Sitepu mengatakan, pihak balai terus berinovasi menyiapkan wisata penyangga di sekitar kawasan Danau Kelimutu.

Baca juga: 

Tujuan pengembangan Edelweis adalah untuk memberdayakan kelompok masyarakat. Selain itu, spot wisata yang baru itu juga dibuat untuk menambah daya tarik wisata.

Pengembangan bunga Edelweis itu dimulai tahun 2018. Bunga ini dikembangkan karena tergolong endemik. Artinya, tanaman itu hanya tumbuh di tempat-tempat tertentu. Edelweis sendiri tumbuh di daerah pegunungan.

“Edelweis yang ditanam di kawasan Kelimutu itu adalah jenis Anapholis longifolia yang merupakan perdu kecil dengan tingggi sekitar 70 centimeter,” ujar Agus kepada Kompas.com, Senin (19/10/2020).

Ia melanjutkan Edelweis jenis itu tumbuh di kawasan pegunungan dari Jawa hingga Nusa Tenggara.

Studi Banding di TN Bromo Tengger Semeru

Pengembangannya lahan Edelweiss sendiri dimulai pasca-Balai TNK melakukan studi banding di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Pengembangan berlanjut dengan pelatihan budidaya Edelweis di Ende. Setelah diuji kemudian diajarkan kepada masyarakat seitar kawasan kelimutu. Kebun bunga Edelweis saat ini dikelola kelompok wisata Tuke Duu.Ilustrasi Nusa Tenggara Timur - Danau Kelimutu.© Disediakan oleh Kompas.com Ilustrasi Nusa Tenggara Timur – Danau Kelimutu.

Ketua kelompok wisata Tuke Duu Yohanes Sale mengatakan bahwa selain sebagai spot wisata, pengembangan bunga Edelweis sangat berdampak pada ekonomi masyarakat setempat.

Hal itu karena saat ini masyarakat bisa mendapatkan uang dari pengembangan bunga Edelweis.

Yohanes mengatakan, saat ini, masyarakat setempat sudah bisa menghasilkan buket Edelweis, Bingkai, dan gantungan kunci. Karya-karya tersebut dijual dan menghasilkan uang.

sumber: kompas.com

Author: Ido Delia

Tinggalkan Balasan