Pesona Grojogan Watu Purbo, Air Terjun di Jalur Lahar Dingin Gunung Merapi

22 Nov 2020 2 min read No comments Uncategorized @id

Pemerintah Kabupaten Sleman membuka resmi sebuah objek wisata baru di kawasan sungai berhulu Gunung Merapi, Sabtu, 21 November 2020.

Objek wisata itu tak adalah Grojogan Watu Purbo yang berada di Bangunrejo, Merdikorejo, Kecamatan Tempel.

Objek wisata itu sekitar setahun terakhir cukup populer di kalangan wisatawan karena memiliki pemandangan eksotis berupa air terjun yang memiliki enam tingkatan. Wisatawan yang datang rata-rata menjadikan air terjun itu sebagai latar untuk swafoto karena pemandangannya yang dinilai instagramable.

Grojokan Watu Purbo ini tepatnya berlokasi di aliran Kali Krisak, yang merupakan jalur dari lahar dingin yang mengalir dari Gunung Merapi. Pemandangan kawasan ini eksotis karena dikepung pepohonan asri serta hamparan sawah.

Munculnya air terjun atau grojogan ini berasal dari enam dam dengan ketinggian bervariasi tak lebih dari 10 meter.

Pembukaan objek wisata yang sebelumnya dikelola masyarakat itu karena melihat selama ini antusiasme wisatawan yang menyambangi destinasi itu terus meningkat. “Jumlah pengunjung di Grojogan Watu Purbo ini tak pernah kurang dari seribu orang saat akhir pekan,” ujar Bupati Sleman, Sri Purnomo saat meresmikan objek wisata itu.

Sri Purnomo menuturkan moncernya destinasi itu tak lain karena peran warga yang gencar mempublikasikannya dengan berbagai cara sehingga dapat mengundang ketertarikan wisatawan untuk datang. “Dengan dibuka resmi ini, ke depan objek wisata ini akan bisa dikelola secara profesional, agar kenyamanan dan keamanan pengunjung dapat terjamin,” ujarnya.

Hanya saja, Sri Purnomo mewanti-wanti bahwa sungai di Watu Purbo ini berhulu di Gunung Merapi yang statusnya sejak awal November ini telah dinaikkan menjadi siaga karena muncul gejala erupsi. Ia meminta pengelola memahami benar potensi bahaya dan karakteristik sungai berhulu Merapi.

“Agar sewaktu-waktu kalau di atas (lereng Merapi) terjadi hujan lalu ada air banjir dari atas, bisa langsung diantisipasi,” kata Sri purnomo. Ia tak mau pengelola menyepelekan situasi cuaca dengan nekat membuka destinasi ketika cuaca buruk sehingga berpotensi membahayakan keselamatan wisatawan.

Sri Purnomo juga meminta pengelolaan sampahdi destinasi itu benar-benar diperhatikan. Jika kebersihan terjaga, menurut dia, maka akan membuat para pengunjung betah menikmati pemandangan di Grojogan Watu Purbo yang eksotik itu.

“Harus ada manajemen yang profesional agar bisa berkembang. Semoga ini bisa menjadi sumber kegiatan masyarakat, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sini”, kata Sri Purnomo.

Wisatawan yang menyambangi destinasi di perbatasan Kabupaten Sleman dan Muntilan Jawa Tengah ini pun tak perlu khawatir aksesnya. Sebab, pembangunan jalan sepanjang 600 meter menuju objek wisata itu sudah selesai. Selain itu wisatawan yang saat berwisata ingin menunaikan ibadah bisa menggunakan masjid baru Al Barokah yang berada di komplek wisata Grojogan Watu Purbo itu.

Saat berada di destinasi ini wisatawan bisa sekaligus berbelanja di berbagai sentra usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang sudah dilengkapi dengan fasilitas pembayaran non tunai dengan scan barcode melalui QRIS. Protokol kesehatan di kawasan ini juga cukup memadai. Misalnya dengan adanya lima unit tempat cuci tangan untuk wisatawan.

Camat Tempel, Wawan Widiyantoro, menuturkan destinasi Grojogan Watu Purbo ini diproyeksikan menjadi salah satu pengungkit daya tarik Sleman, khususnya di Kecamatan Tempel yang ada di perbatasan utara Yogyakarta-Jawa Tengah.

sumber: tempo.co

Author: Bang Ferry

Tinggalkan Balasan