Profil
Kegiatan pos modern di Nusantara sudah ada sejak 1602 dan makin berkembang saat Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) membangun kantor pos pertama Indonesia di Batavia pada 1746.
Museum Pos Indonesia di Bandung, yang dibangun pada 27 Juli 1920 dan dibuka secara resmi pada 1931 memiliki nama Museum Pos, Telegraph, dan Telepon (PTT).
Namun, museum mengalami perubahan nama menjadi Museum Pos dan Giro pada Senin (19/6/1995) sebelum akhirnya menjadi Museum Pos Indonesia.
Saat ini, museum tersebut menampilkan banyak koleksi menarik yang berkaitan dengan layanan pos.
Prangko pertama di dunia
Museum Pos Indonesia memiliki prangko pertama di dunia bernama Penny Black.
Saat berkunjung ke sana, kamu bisa melihat prangko tersebut di sebuah dinding yang memiliki tulisan The Penny Black yang diterbitkan pemerintah Inggris pada tanggal 6 Mei 1840”.
Prangko yang berawal dari ide seorang guru di Inggris bernama Rowland Hill tersebut memiliki wajah Ratu Victoria (1819 – 1901).
Penny Black dicetak dengan warna hitam dan memiliki tulisan postage pada bagian atas dan tulisan one penny (nominal prangko) pada bagian bawah.
Penny Black merupakan prangko resmi dan berperekat pertama di dunia. Munculnya prangko tersebut membuat beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Preancis menerbitkan prangko.
Prangko pertama di Indonesia
Selain memiliki prangko pertama di dunia, Museum Pos Indonesia juga memiliki prangko pertama di Indonesia.
Pada zaman Hindia Belanda, pemerintah menerbitkan prangko pertama di Nusantara berwarna merah pada 1864.
Prangko tersebut memiliki wajah Raja Belanda Willem III. Selama beberapa saat, pemerintah Hindia Belanda kerap menerbitkan prangko berwajah Raja dan Ratu Belanda sebelum memiliki ragam lain.
Koleksi prangko tematik
Hingga 2018, museum tersebut memiliki lebih kurang 140.000 koleksi prangko dalam dan luar negeri yang sudah ada sejak 1840.
Beberapa koleksi prangko dari Italia, Jepang, dan Belanda bisa dilihat di sana. Prangko-prangko tersebut ditaruh dalam papan kayu berlapis kaca.
Namun, terdapat beberapa koleksi prangko yang ditempel pada papan yang disatukan secara vertikal. Untuk melihatnya, kamu perlu bantuan dari petugas.
Banyaknya koleksi prangko membuat museum memiliki koleksi prangko tematik. Beberapa yang bisa dilihat adalah seri pahlawan, flora dan fauna, hingga kebudayaan.
Koleksi menarik lainnya
Selain koleksi prangko, Museum Pos Indonesia juga menampilkan 200 koleksi yang berkaitan dengan layanan pos, seperti timbangan surat, alat cetak prangko, kotak bis surat, dan cap pos.
Ada juga seragam pengantar, patung diorama pos keliling desa, serta kendaraan yang digunakan tukang pos saat itu, seperti sepeda motor dan sepeda ontel.
Adapun, kotak bis surat yang ada di sana memiliki fungsi masing-masing, seperti kotak bis surat umum digunakan masyarakat umum dan kotak bis surat sekolah khusus untuk para pelajar.
Museum Pos Indonesia terletak di Jalan Cilaki nomor 73, Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat.
Peta
Sorry, no records were found. Please adjust your search criteria and try again.
Sorry, unable to load the Maps API.