Profil
Sugapa adalah ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Papua. Sugapa berada di pegunungan tengah Papua, pada ketinggian sekitar 2.200 meter dari permukaan laut dan menjadi pintu gerbang menuju Puncak Cartenz. Sugapa dikelilingi oleh Pegunungan Bula Pigu, Mbulu-bulu Pigu, dan Jogo Pigu.
Belum ada akses jalan darat ke Sugapa. Untuk masuk dan keluar dari sana hanya bisa melalui jalur udara. Di Sugapa terdapat lapangan terbang Bilogai untuk pesawat perintis jenis twin otter dari Nabire atau Timika. Kondisi di sana berupa perbukitan berbatu karst dan hutan belantara serta sering berkabut, sehingga sangat mempengaruhi jarak pandang.
Sebagai daerah yang berada di dataran tinggi dengan intensitas cahaya matahari yang terbatas, kondisi di Sugapa begitu dingin dan sering berkabut. Suhu di sana sekitar 12 hingga 25 derajat Celcius. Komoditas utama masyarakat Sugapa adalah hasil pertanian, berupa sayur mayur, umbi-umbian, dan buah-buahan.
Sayur berupa wortel, kol, buncis, tomat, cabai, tebu, dan sayur lilin. Umbi-umbian seperti keladi, ubi jalar, dan singkong. Adapun buah-buahan yaitu pisang, pepaya, labu, markisa, dan buah merah. Komoditas pertanian di Sugapa ditanam secara organik.
Sugapa adalah titik terdekat menuju Puncak Cartenz, puncak bersalju di daerah tropis. Pendaki membutuhkan waktu seminggu dengan berjalan kaki dari Sugapa ke Puncak Cartenz. Puncak Cartenz disakralkan oleh Suku Moni dan dijaga oleh dingo, anjing bernyanyi Papua.
Jangan khawatir soal sinyal. Di Sugapa ada internet satelit untuk berkomunikasi. Penggunanya cukup membeli voucher dengan tarif per jam. Hanya saja, internet satelit ini bergantung pada ketersediaan listrik dari genset atau solar sel. Dan ketersediaan bahan bakar minyak di Sugapa sangat tergantung pada kiriman dari Nabire atau Timika yang menggunakan pesawat perintis tadi.
Selain Puncak Carstensz, wisatawan yang berkunjung ke Intan Jaya, Papua juga bisa datang ke perkampungan Suku Moni di Sugapa. Di sana terdapat mumi bernama Belau Mala. Suku Moni di Distrik Wandai dan Hitadipa masih menerapkan tradisi membuat garam dari kolam air asin yang berlangsung secara turun-temurun.
Peta
Sorry, no records were found. Please adjust your search criteria and try again.
Sorry, unable to load the Maps API.