Batak Toba (Surat Batak: ᯂᯞᯂ᯲ ᯅᯖᯂ᯲ ᯖᯬᯅ, translit. Halak Batak Toba) merupakan salah satu kelompok etnis Batak yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Wilayah persebaran utama kelompok etnis Batak Toba meliputi Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Daerah persebaran utama lainnya adalah di Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, Kota Pematangsiantar, Kota Sibolga, Kabupaten Asahan, dan Kota Medan.[1]
Sejarah
Kerajaan Batak
Pada masa Kerajaan Batak yang berpusat di Bangkara, Kerajaan Batak yang dalam pemerintahan dinasti Si Singamangaraja membagi Kerajaan Batak dalam empat wilayah yang disebut Raja Maropat, yaitu:
- Raja Maropat Silindung
- Raja Maropat Samosir
- Raja Maropat Humbang
- Raja Maropat Toba
Penjajahan Belanda
Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah Belanda membentuk Keresidenan Tapanuli pada tahun 1910. Keresidenan Tapanuli terbagi atas empat wilayah yang disebut afdeling dan saat ini dikenal dengan kabupaten atau kota, yaitu:
- Afdeling Padang Sidempuan, yang sekarang menjadi Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kota Padang Sidempuan.
- Afdeling Nias, yang sekarang menjadi Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan.
- Afdeling Sibolga dan Ommnenlanden, yang sekarang menjadi Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.
- Afdeling Bataklanden, yang sekarang menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Pakpak Bharat.
Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang, bentuk pemerintahan di Keresidenan Tapanuli hampir tak berubah.
Awal kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia pun tetap menjadikan Tapanuli menjadi sebuah keresidenan. Ferdinand Lumban Tobing merupakan Residen Tapanuli yang pertama.
Ada sedikit perubahan dilakukan pada nama. Namun pembagian wilayah tetap sama. Nama Afdeling Bataklanden misalnya diubah menjadi Luhak Tanah Batak dan luhak pertama yang diangkat adalah Cornelius Sihombing yang pernah menjabat sebagai Demang Silindung. Nama onderafdeling pun diganti menjadi urung dan para demang yang memimpin onderafdeing diangkat menjadi Kepala Urung. Onderdistrik pun menjadi Urung Kecil yang dipimpin oleh Kepala Urung Kecil yang dulu adalah sebagai Assistent Demang.
Seiring dengan perjalanan sejarah, pemerintahan di Keresidenan Tapanuli pernah dibagi dalam empat kabupaten, yaitu:
Kultural Batak Toba
Batak Toba adalah suatu kesatuan kultural. Batak Toba tidak mesti tinggal di wilayah geografis Toba, meski asal-muasal adalah Toba. Sebagaimana suku-suku bangsa lain, etnis Batak Toba pun bermigrasi ke daerah-daerah yang lebih menjanjikan penghidupan yang lebih baik. Contoh, mayoritas penduduk asli Silindung adalah marga-marga Hutabarat, Panggabean, Hutagalung, Simorangkir, Hutapea, dan Lumbantobing. Padahal keenam marga tersebut adalah keturunan Guru Mangaloksa yang merupakan anak kedua dari Raja Hasibuan di wilayah Toba. Demikian pula marga Nasution yang kebanyakan tinggal wilayah Padang Sidempuan adalah saudara marga Siahaan di Balige, tentu kedua marga ini adalah turunan leluhur yang sama. Batak Toba sebagai kesatuan kultural pasti dapat menyebar ke berbagai penjuru melintasi batas-batas geografis asal leluhurnya, Si Raja Batak yakni wilayah Toba yang secara spesifik adalah Desa Sianjur Mulamula terletak di lereng Gunung Pusuk Buhit, kira-kira 45 menit berkendara dari Pangururan, Ibu kota Kabupaten Samosir, sekarang.
Penyerahan kedaulatan awal 1950
Ketika penyerahan kedaulatan pada permulaan 1950, Keresidenan Tapanuli yang sudah disatukan dalam Provinsi Sumatera Utara dibagi dalam empat kabupaten baru, yaitu:
- Kabupaten Tapanuli Utara (sebelumnya Kabupaten Tanah Batak)
- Kabupaten Tapanuli Tengah (sebelumnya Kabupaten Sibolga)
- Kabupaten Tapanuli Selatan (sebelumnya Kabupaten Padang Sidempuan)
- Kabupaten Nias
Sekarang
Pada Desember 2008, Keresidenan Tapanuli disatukan dalam Provinsi Sumatera Utara. Toba saat ini masuk dalam wilayah Kabupaten Toba Samosir yang beribu kota di Balige. Kabupaten Toba Samosir dibentuk berdasarkan Undang-Undang No 12. Tahun 1998 tentang pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal, di Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir ini merupakan pemekaran dari Daerah Tingkat II Kabupaten Tapanuli Utara.
Marga
Marga adalah bagian nama yang merupakan pertanda dari keluarga mana ia berasal. Orang Batak selalu memiliki nama marga yang disebutkan diakhir nama. Nama marga ini diperoleh dari garis keturunan ayah sebagai garis keturunan patrilineal yang selanjutnya akan diwariskan kepada keturunannya secara terus menerus. Ada banyak marga orang Batak Toba, dan setiap marga memiliki sejarah silsilahnya masing-masing.
Daftar Marga Batak Toba
Berikut adalah daftar marga-marga Batak Toba:
- Ambarita
- Aruan
- Bakkara
- Banjarnahor
(Marbun) - Baringbing
(Tampubolon) - Batuara
(Nainggolan) - Batubara
- Butarbutar
- Bondar
(Pasaribu) - Buaton
(Nainggolan) - Debataraja
(Simamora) - Doloksaribu
- Dongoran
(Siregar) - Gorat
(Pasaribu) - Gultom
(Samosir) - Gurning
- Habeahan
(Limbong) - Habeahan
(Pasaribu) - Harahap
- Harianja
(Samosir) - Haro
- Haromunte
- Hasibuan
- Hasugian
- Hutabalian
(Nainggolan) - Hutabarat
- Hutagalung
- Hutagaol
- Hutahaean
- Hutajulu
- Hutanamora
- Hutapea
(Laguboti) - Hutapea
(Hutatoruan) - Hutasoit
- Hutauruk
(Naipospos) - Limbong
- Lubis
- Lumban Batu
(Marbun) - Lumban Gaol
(Marbun) - Lumban Nahor
(Nainggolan) - Lumbanpea
(Tambunan) - Lumban Raja
(Nainggolan) - Lumban Siantar
(Nainggolan) - Lumban Tobing
- Lumbantoruan
(Sihombing) - Lumban Tungkup
(Nainggolan) - Maharaja
- Mahulae
(Nainggolan) - Malau
- Manihuruk
- Manik
- Manurung
- Marpaung
- Matondang
- Munte
- Nababan
- Nadapdap
- Nadeak
- Nahampun
- Naibaho
- Naiborhu
- Napitu
- Napitupulu
- Ompusunggu
(Aritonang) - Pakpahan
(Samosir) - Pandiangan
- Pane
(Sitorus) - Pangaribuan
- Panggabean
- Panjaitan
- Parapat
- Pardede
- Pardosi
- Parhusip
(Nainggolan) - Pinayungan
- Pintubatu
- Pohan
- Purba
- Pusuk
(Nainggolan) - Rajagukguk
(Aritonang) - Rambe
- Ritonga
(Siregar) - Rumabutar
(Manalu) - Rumagorga
(Manalu) - Rumahole
(Manalu) - Rumahorbo
- Rumaijuk
(Manalu) - Rumapea
- Rumasingap
- Rumasondi
- Sagala
- Saing
- Saragi
- Saruksuk
(Pasaribu) - Sarumpaet
- Sehun
(Marbun) - Siadari
- Siagian
- Siagian
(Siringoringo) - Siahaan
- Siahaan
(Nainggolan) - Siallagan
- Siambaton
- Sianipar
- Sianturi
(Simatupang) - Sibarani
- Sibagariang
(Naipospos) - Sibangebange
(Sitompul) - Siboro
- Sibuea
- Siburian
(Simatupang) - Sidauruk
- Sidabalok
- Sidabariba
- Sidabungke
- Sidabutar
- Sidari
(Samosir) - Sidebang
- Sigalingging
- Sigiro
- Sigukguhi
(Manalu) - Sihaloho
- Sihite
- Sihole
- Sijabat
- Silaban
- Silaen
- Silalahi
- Sileang
- Silitonga
- Simaibang
- Simalango
- Simandalahi
- Simangunsong
- Simanjorang
- Simanjuntak
- Simanullang
- Simanungkalit
(Naipospos) - Simaremare
(Aritonang) - Simargolang
- Simarmata
- Simarsoit
(Sihotang) - Simbolon
- Simorangkir
- Sinabutar
- Sinaga
- Sinabang
- Sinambela
- Sinurat
- Sipahutar
- Sipangkar
- Sipangpang
(Siringoringo) - Sipapaga
(Nainggolan) - Sipardabuan
(Sihotang) - Sipayung
- Sirait
- Sirandos
(Sihotang) - Siregar
- Siringoringo
- Sitanggang
- Sitangkar
- Sitindaon
- Sitinjak
(Samosir) - Sitio
- Sitohang
- Sitompul
- Sitorus
- Situmeang
(Naipospos) - Situmorang
- Situngkir
- Sorganimusu
(Sihotang) - Sorimunggu
(Manalu) - Sormin
(Siregar) - Tamba
- Tambun
- Tambunan
- Tampubolon
- Tanjung
- Tarihoran
- Tinambunan
- Tobing
- Togatorop
(Simatupang) - Torbandolok
(Sihotang) - Tumanggor
- Turnip
- Turutan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tinggalkan Balasan