Rempah Indonesia sudah dikenal secara mendunia sejak berabad-abad lalu. Hal itulah yang menyebabkan bangsa-bangsa Eropa datang ke Nusantara.
Ketua Lembaga Pengembangan dan Penelitian Sosial Politik Universitas Indonesia, Jajang Gunawijaya, menuturkan, rempah memiliki potensi dalam pengembangan pariwisata Indonesia berkelanjutan.
Adapun salah satu yang bisa dilakukan dengan mengunjungi kerajaan-kerajaan Nusantara pengekspor rempah.
“Mengunjungi istana-istana kerajaan masa lalu dengan rute Morotai, Ambon, Buton, Makassar, atau sebaliknya. Destinasi-destinasi tersebut dulunya adalah kerajaan-kerajaan pengekspor rempah dunia,” ujar Jajang.
Hal ini disampaikan dalam International Forum On Spice Route 2020 bertajuk “Celebrating Diversity and Intercultural Understanding Through Spice Route as One of the World’s Common Heritage”, Rabu (23/9/2020).
Baca juga
- Gaya Umi Pipik Naik Jetski di Danau Toba Berbusana Syar’i-Pakai Cadar
- Mampu Pangkas Perjalanan Jadi 1,5 Jam, dari Medan ke Danau Toba Lewat Jalan Tol Baru Ini, Miliki Panjang 143,25 Km
- 5 Kali Isi Danau Toba Lenyap, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat
- Bali Disebut Tak Layak Dikunjungi Turis, Anggota DPR: Jadi Bahan Evaluasi
- Soroti Keindahan Alam Danau Toba di Aquabike Jetski World Championship 2024
Selain menyusuri sejarah rempah, paket wisata tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk melihat bukti peradaban zaman dulu yang masih ada hingga kini seperti benteng, pakaian, perhiasan, dan kesenian.
Menurutnya, jalur rempah di Indonesia yang sudah mendunia sejak dulu dapat dijadikan sebagai tambang emas melalui penjualan paket wisata berbasis rempah.
“Destinasi wisata dimulai dari Morotai, itu penghasil cengkeh. Ambon dulu penghasil rempah pala. Buton dan Makassar adalah kerajaan yang dulu pendapatan hidupnya dari rempah,” ungkap Jajang.
“Mereka sudah sangat terkenal. Mereka punya peradaban, sekarang peninggalan istana-istana dan unsur budaya. Kalau dirangkai dalam paket wisata laut, itu akan menarik. Orang-orang Eropa, Jepang, dan Korea mungkin akan tertarik,” imbuhnya.
Melalui paket wisata susur sejarah rempah melalui jalur laut, calon wisatawan juga bisa dibawa ke destinasi-destinasi wisata tersebut untuk melihat keindahan yang disuguhkan dan mempelajari sejarah masa lalu.
Jajang menuturkan, rempah merupakan komoditi vital bagi bangsa-bangsa yang memiliki empat musim untuk bertahan hidup.
Jajang melanjutkan, rempah-rempah yang para saudagar Eropa dapatkan mampu mengawetkan bahan makanan, sehingga mereka memiliki ketahanan pangan.
Kendati demikian, mereka mendapatkan rempah dari para pedagang Arab yang membelinya dari pedagang China dan India yang dijual oleh para pelaut Nusantara.
Hal ini, ungkap Jajang, membuat serikat dagang Eropa berusaha untuk mencari sumber pengekspor rempah lantaran harga yang mereka dapat dari para pedagang sebelumnya terbilang cukup mahal.
“Setelah ketemu sumbernya, mereka menguasai sejumlah kerajaan-kerajaan penghasil rempah di Nusantara,” kata Jajang.
sumber: kompas.com
Tinggalkan Balasan