Kabar gembira bagi kamu yang ingin menyusuri keindahan alam dan kekayaan budaya di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Sebab, kini perjalanan dari Jakarta ke Bangka menjadi lebih sederhana dan terjangkau.
Itu semua terjadi karena layanan penerbangan langsung dari Jakarta ke Bangka telah disediakan berbagai maskapai setiap hari. Alhasil, pelancong kini lebih mudah untuk menjelajahi pesona pulau ini.
Tidak hanya dikenal dengan keindahan pantainya yang memukau, Bangka juga menyuguhkan warisan budaya yang kaya dan pengalaman wisata tak terlupakan.
Penasaran apa saja wisata yang ada di Bangka Belitung. Yuk, simak ulasan tujuh tempat wisata di Bangka yang wajib kamu kunjungi.
1. Pantai Pasir Padi
Tempat wisata yang wajib dikunjungi ketika tiba di Pulau Bangka adalah Pantai Pasir Padi. Pantai ini sangat populer karena berlokasi di Kota Pangkalpinang.
Pantai berpasir putih dengan lanskap landai yang luas ini berjarak sekitar 6 kilometer (km) dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.
Kamu bisa memasuki pantai ini cukup dengan membeli tiket seharga Rp 2.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 4.000 untuk kendaraan roda empat. Tiket masuk sudah termasuk ongkos parkir selama berada di pantai.
Tidak cukup jika datang ke pantai ini tanpa menikmati kuliner khas setempat. Kamu bisa mencicipi berbagai menu, seperti otak-otak, jagung bakar, bakso, dan tekwan model.
Ada juga restoran olahan hasil laut yang menghadirkan suasana makan bagaikan di atas kapal. Hidangan yang tersedia, antara lain ikan tenggiri bakar, cumi saus tiram, dan ikan lempah kuning.
Pantai Pasir Padi tidak hanya cocok dikunjungi generasi milenial, tetapi juga menjadi pilihan yang pas untuk wisata keluarga.
Dengan hamparan pasir yang luas, pantai ini cocok jadi tempat bermain anak-anak. Bahkan, pada momen tertentu, Pantai Pasir Padi kerap menjadi lokasi festival budaya dan kuliner tradisional.
2. Pantai Rambak
Jika kamu ingin pantai yang lebih private, kamu bisa bergeser ke Pantai Rambak yang berjarak sekitar 20 km dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang.
Lokasi Pantai Rambak masih satu kawasan dengan pantai-pantai yang berada di lintas timur Bangka. Di sini, kamu tetap akan menikmati hamparan pasir putih yang luas dan air laut yang jernih.
Pantai Rambak memiliki gugusan batuan granit yang menjadi ciri khas destinasi wisata Bangka Belitung.
Pantai yang dikelola masyarakat setempat melalui pemerintahan desa ini dilengkapi dengan sejumlah gazebo, menara pemantau, dan tempat pemandian.
3. Pantai Tikus Emas
Pantai Tikus Emas berjarak sekitar 45 menit perjalanan menggunakan minibus dari Bandara Depati Amir, Kota Pangkalpinang. Pengunjung bisa memanfaatkan jalan lintas timur yang relatif lebih sepi kendaraan.
Di pantai ini, pengunjung bisa memanfaatkan berbagai wahana untuk liburan keluarga. Ada mainan mobil listrik, berkuda, banana boat, paintball, hingga jet ski.
Kawasan pantai yang luas juga cocok dijadikan lokasi acara pertunjukan atau gathering kantoran. Pantai ini juga memiliki satu spot foto favorit, yaitu tikus emas setinggi 5 meter.
Pantai Tikus Emas yang merupakan bagian dari kawasan manfaat hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Sigambir ini memberlakukan tarif masuk Rp 5.000 per orang.
4. Danau Kaolin
Danau Kaolin terbentuk dari bekas tambang biji timah yang sudah lama ditinggalkan. Setelah terisi air dan berubah warna menjadi biru, danau ini kerap disebut dengan istilah Kulong Biru.
Meskipun bekas tambang timah, Danau Kaolin memiliki udara yang segar tanpa terganggu aroma belerang. Sebab, kawasan ini bukan kawah pegunungan.
Danau Kaolin memiliki pemandangan yang berbeda dibandingkan danau lain. Hal ini membuat Danau Kaolin terlihat unik dibandingkan danau pada umumnya.
Saat tiba di kawasan danau ini, wisatawan akan disambut dengan hamparan keindahan air yang biru dan jernih maupun bukit-bukit berwarna putih.
Wisatawan dapat menyusuri jalur pedestrian atau jembatan kayu yang terhubung dengan Danau Kaolin. Jalur ini memberikan sensasi tersendiri.
Kemudian, pemandangan kontras muncul dari kejernihan air biru tosca dengan gundukan tanah berpasir putih yang menjadi bukit-bukit kecil mengelilingi area Danau Kaolin.
Menariknya lagi, warna air akan berubah-ubah sesuai dengan suhu udara dan pancaran sinar matahari.
5. Pesanggrahan Menumbing
Pesanggrahan Menumbing atau dalam bahasa Belanda disebut Berghotel (tempat bersantai) merupakan salah satu situs bersejarah yang berlokasi di puncak Perbukitan Menumbing, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.
Konon, lokasi puncak Menumbing ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Belanda yang pernah melakukan penelitian Botani di kawasan itu.
Penemuan itu kemudian dilaporkan pada perusahaan timah Belanda, Bangka Tin Winning (BTW). Kemudian, disusunlah rencana pembangunan Berghotel.
Pada saat itu, perusahaan timah harus merogoh kocek hingga 2 juta gulden untuk membiayai pembangunan tersebut.
Selain membuat bangunan utama, Belanda juga membuka jalan berlapis batu yang melingkari perbukitan hingga ke puncak Menumbing.
Anggaran pembangunan digelontorkan pihak perusahaan karena ketika itu produksi timah melimpah dengan harga jual yang tinggi.
Berbekal dana yang cukup, pembangunan Pesanggrahan Menumbing terbilang singkat, yakni dimulai pada 1927 dan diresmikan pada 1928.
Pesanggrahan Menumbing pernah menjadi lokasi pengasingan Soekarno dan Hatta serta sejumlah pendiri bangsa lainnya.
6. Museum Timah
Sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia, tidak heran jika Kota Pangkalpinang mempunyai Museum Timah Indonesia.
Museum tersebut adalah museum timah pertama dan satu-satunya di Asia, seperti disampaikan dalam website Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).
Museum Timah Indonesia didirikan untuk memberikan informasi seputar sejarah pertambangan timah di Bangka Belitung, maupun Indonesia secara umum.
Museum yang kini dikelola PT Timah Tbk itu didirikan pada 1958. Namun, museum ini baru diresmikan pada 2 Agustus 1997.
Jika ingin berkunjung, kamu bisa menuju alamat Jalan Ahmad Yani Nomor 179, Batintikal, Gerunggang, Kota Pangkalpinang.
Wisatawan yang berkunjung ke Museum Timah Indonesia tidak dipungut tiket masuk alias gratis. Kamu bisa mendapatkan informasi lengkapnya melalui akun Instagram @museumtimahindonesia.
Saat memasuki kawasan museum, pengunjung akan disambut bor bangka. Alat peninggalan zaman Belanda ini digunakan dalam penambangan timah tempo dulu.
Bor bangka dibuat AJ Akeringa, seorang ahli geologi perusahaan timah Belanda, Banka Tin Winning pada 1885.
Bor modern itu menggantikan alat bor tusuk asal China yang sudah ada sejak abad ke-18.
Pengunjung juga akan menjumpai lokomotif klasik berwarna hitam di halaman depan Museum Timah Indonesia. Lokomotif itu digunakan sebagai pembangkit listrik untuk keperluan pertambangan.
Di dalam museum, terdapat diorama sejarah penambangan timah, miniatur kapal produksi, serta berbagai replika peralatan tambang dari masa ke masa.
7. Bukit Pinteir
Bukit Pinteir dalam bahasa Bangka diartikan sebagai bukit yang melintir atau melipir. Itu berarti, secara topografi perbukitan ini berada pada posisi melingkar dengan gugusan utamanya, yaitu perbukitan Mangkol.
Kawasan tersebut merupakan bagian dari Taman Hutan Rakyat (Tahura) sehingga diperbolehkan untuk dikelola menjadi kawasan wisata atau agrowisata.
Bukit Pinteir yang berlokasi di Kelurahan Dul, Bangka Tengah ini cocok bagi yang suka bertualang di alam bebas.
Bukit ini memiliki lintasan yang sudah dibuka berupa jalan setapak sepanjang 1,6 km. Lintasan ini dibagi menjadi empat pos yang masing-masingnya sudah dilengkapi gazebo sebagai tempat istirahat.
Secara geografis, Bukit Pinteir berada di perbatasan Kabupaten Bangka Tengah dan Kota Pangkalpinang. Kawasan ini bisa ditempuh sekitar 15 menit perjalanan dari Bandara Depati Amir.
Untuk ke Bukit Pinteir, kamu bisa menginap di beberapa hotel, seperti Novotel dan Santika Bangka, yang hanya berjarak sekitar 3 km.
sumber: kompas.com
Tinggalkan Balasan