Rahasia bangunan awet dan tahan lama yang dibangun oleh orang-orang suku Maya adalah dari beberapa material yang mereka gunakan.
Sejak zaman dahulu, plester, semen, dan beton telah digunakan untuk membuat sebuah bangunan. Hal ini juga dilakukan oleh orang suku Maya kuno.
Bahan bangunan suku Maya itu, bahkan punya kualitas ketahanan yang baik, buktinya beberapa bangunan suku Maya masih ada yang bisa ditemukan hingga sekarang.
Sayangnya, resep persis yang digunakan mereka tidak diwariskan. Hal ini membuat para peneliti tertarik untuk mempelajarinya.
Dikutip dari Phys, Senin (24/4/2023) tim dari Universitas Granada kemudian mempelajari sampel plester kuno dan berkonsultasi dengan keturunan Maya untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana plester kuno itu dibuat.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang-orang suku Maya bersama dengan banyak peradaban kuno lainnya telah mengetahui rahasia di balik cara membuat plester yang biasanya digunakan untuk menyatukan batu atau menutupi batu agar terlihat lebih menarik.
Namun penelitian sebelumnya juga mengungkapkan tidak semua plester kuno itu sama. Ada yang jauh lebih tahan lama daripada yang lain.
Struktur batu yang dibangun di tempat yang sekarang disebut Honduras, misalnya, bertahan lebih lama karena penutup plesternya yang tahan lama daripada struktur yang dibangun di bagian lain kerajaan Aztec.
Dalam upaya baru ini, tim dari Spanyol pun mencoba menemukan bahan rahasia di dalam plester yang membuatnya begitu kuat dan membuat bangunan peninggalan peradaban suku Maya kuno masih awet dan tahan lama hingga saat ini.
Rahasia awet bangunan suku Maya pada pleseternya
Selanjutnya, tim peneliti ini pun mempelajari sampel plester di Honduras, dengan menggunakan mesin sinar-X dan mikroskop elektron.
Tim kemudian menemukan bahan organik dalam campuran tersebut, sesuatu yang mirip dengan karbohidrat.
Penasaran dengan temuan tersebut, mereka berkonsultasi tukang batu yang tinggal di sekitar bangunan tua di Copan, Honduras dan juga merupakan keturunan Maya.
Menurut tukang batu itu, salah satu legenda mengatakan bahwa plester Maya dibuat dengan menambahkan getah dari pohon chukum dan jiote supaya lebih tahan lama.
Untuk mengetahui apakah memang getah dipakai dalam adonan plester Maya kuno, tim lantas membuat plester dengan bahan khusus tersebut.
Proses pembuatan itu melibatkan kalsinasi (memanggang) bahan batuan karbonat, seperti batu kapur, dan kemudian mencampurkannya ke dalam air sambil membiarkan bahan tersebut bereaksi dengan karbon dioksida di udara.
Setelah itu peneliti mencampur formula di atas dengan getah dan menggunakannya sebagai plester.
Pengujian menunjukkan bahwa itu memiliki sifat yang sama dengan plester Maya kuno, termasuk kelarutan air yang membuatnya tahan terhadap kelembapan ekstrim Honduras.
Hasil percobaan ini kemudian dipublikasikan di Science Advances.
sumber: kompas.com