Tanpa perlu bertanya, setiap orang dapat mengira apakah orang yang ia temui memiliki kepribadian introvert atau ekstrovert. Biasanya, ekstrovert cenderung lebih ekspresif dalam bersikap dibandingkan dengan introvert. Tingkat kesehatan ekstrovert dan introvert disebut memiliki perbedaan. Namun, benarkah demikian? Yuk, cari tahu informasi lengkapnya berikut.
Pengaruh kepribadian introvert dan ekstrovert pada kesehatan
Kepribadian tidak sesederhana Anda seorang introvert atau ekstrovert. Kepribadian lebih kompleks dari apa yang Anda ketahui selama ini, setiap orang pun cenderung tidak sepenuhnya introvert atau ekstrovert. Mereka sering kali memiliki paduan antara kedua kepribadian tersebut.
Beberapa studi telah menemukan alasan mengapa ada hubungan kesehatan ekstrovert dan introvert, berikut ini:
- Ekstrovert lebih sulit konsentrasi karena kelelahan
Penelitian dari Walter Reed Army Institute pada tahun 2010 menemukan bahwa introvert lebih dapat menahan dampak negatif akibat kurang tidur dibandingkan ekstrovert. Mereka yang memiliki kepribadian ekstrovert dianggap sering kali menghabiskan waktu lebih banyak untuk berinteraksi sosial.
Interaksi sosial tersebut ternyata dapat membuat otak yang mengatur konsentrasi merasa kelelahan. Akibatnya, mereka lebih sulit berkonsentrasi dan menjadi kurang hati-hati dibandingkan introvert. Adanya rangsang kortikal di otak yang lebih tinggi pada introvert juga menjadi penyebab seorang introvert lebih dapat fokus saat mengantuk dibandingkan dengan ekstrovert.
- Ekstrovert memiliki sistem imun yang lebih kuat
Studi dari University of Nottingham dan University of California menemukan bahwa orang yang berkepribadian terbuka memiliki sistem imun yang lebih kuat dibandingkan orang yang berkepribadian tertutup. Sikap ekstrovert yang eskpresif dan bersemangat dianggap dapat mempengaruhi kekuatan sistem imun karena kegembiraan dapat menaikkan kekebalan tubuh. Ini menjadi alasan kesehatan ekstrovert dan introvert berbeda dari sistem imun.
Hal ini membuat ekstrovert dianggap memiliki respons inflamasi yang lebih baik. Respons inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Sedangkan introvert dianggap memiliki respon inflamasi yang lebih lemah. Imunitas introvert juga mungkin terhambat karena mereka cenderung lebih jarang merasakan emosi positif yang berasal dari interaksi sosial.
- Introvert memiliki tingkat kesehatan jangka panjang lebih baik
Studi telah menemukan bahwa ketika memproses stimulasi, introvert memiliki lebih banyak aktivitas di daerah otak yang memproses informasi, membuat makna, dan pemecahan masalah. Sehingga tidak mengherankan jika introvert lebih memilih untuk membuat keputusan dengan pertimbangan yang matang dibandingkan dengan pertimbangan singkat.
Penelitian juga telah menemukan adanya hubungan antara kemampuan tersebut dengan dengan kesehatan yang lebih baik dalam jangka panjang.
- Introvert lebih mudah stres akibat situasi sosial
Tanpa Anda sadari, kepribadian memiliki kaitan erat dengan cara seseorang mengatasi stres. Tingkat gairah kortikal yang lebih tinggi juga membuat introvert lebih kuat terhadap rangsangan luar seperti pemandangan dan suara.
Hal tersebut membuat introvert lebih merasa “tertekan” jika berada di lingkungan yang ramai, keras atau penuh sesak. Akibatnya, hal tersebut membuat mereka lebih mudah merasakan kecemasan dan stres dibandingkan ekstrovert.
Oleh karena mereka lebih rentan terhadap kecemasan, introvert memiliki risiko depresi klinis yang lebih tinggi. Setidaknya satu penelitian dengan sampel kecil menemukan bahwa anggota populasi depresi secara klinis cenderung memiliki kepribadian introvert.
Namun, meskipun tidak semua orang introvert membenci keramaian, kebanyakan dari mereka lebih memilih bergaul dengan lingkup pertemanan yang lebih kecil, dibanding dengan kelompok besar atau dengan orang-orang yang tidak dikenal dekat. Sebaliknya, ekstrovert justru mencari situasi ramai untuk meningkatkan tingkat gairah mereka sendiri.
Kaitan ini bukan untuk menandakan kesehatan ekstrovert dan introvert, lebih baik antara satu dengan yang lain. Kaitan ini hanya untuk menunjukkan bahwa ternyata kepribadian memiliki pengaruh terhadap kesehatan Anda. Hal ini diharapkan dapat membantu Anda mengetahui apa yang terjadi pada tubuh Anda dan mengetahui harus Anda lakukan untuk tubuh Anda agar tetap berada dalam keadaan sehat.
sumber: hellosehat.com
Tinggalkan Balasan