Asal Usul Suku Batak Dari Berbagai Versi, dari Afrika Hingga Titisan Dewa

10 Aug 2023 3 min read No comments Budaya
Featured image

Suku batak di Sumatera Utara (Sumut) merupakan salah satu suku terbesar. Suku batak juga memiliki berbagai cerita unik dan mengagumkan.

Apalagi orang—orang hebat di negeri ini banyak berasal dari suku batak, mulai dari artis, pejabat, pengusaha, pengacara dan sebagainya.

Termasuk membahas asal usul suku batak, hal ini cukup menarik, karena ada beberapa versi.

Asal usul suku Batak sangat sulit untuk ditelusuri dikarenakan minimnya situs peninggalan sejarah yang menceritakan tentang suku Batak.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut asal usul suku batak dari berbagai versi.

Jika dilihat dari legenda yang dipercayai sebahagian masyarakat Batak dari generasi ke generasi, selalu disebutkan asal usul suku Batak dari titisan dewa yang turun ke Gunung Pusuk Buhit di Samosir. Pusuk Buhit daerah Sianjur Mula Mula sebelah barat Pangururan di pinggiran Danau Toba.

Kalau versi ahli sejarah Batak mengatakan bahwa siRaja Batak dan rombongannya, suku batak berasal dari Thailand yang menyeberang ke Sumatera melalui Semenanjung Malaysia dan akhirnya sampai ke Sianjur Mula Mula dan menetap disana.

Sedangkan dari prasasti yang ditemukan di Portibi yang bertahun 1208 dan dibaca oleh Prof. Nilakantisari seorang Guru Besar ahli Kepurbakalaan yang berasal dari Madras, India menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya dan menguasai daerah Barus. Pasukan dari kerajaan Cola kemunggkinan adalah orang-orang Tamil karena ditemukan sekitar 1500 orang Tamil yang bermukim di Barus pada masa itu. Tamil adalah nama salah satu suku yang terdapat di India.

Belakangan ini sebuah studi menarik dikeluarkan The Waitt Family Foundation berdasarkan hasil penelitian mereka terhadap dua Deoxyribonucleid Acid (DNA) orang Batak dari suku Batak Toba dan Karo.

Melansir dari Nusantara62 yang mengutib dari buku “Batak, Satu Abad Perjalanan Anak Bangsa” disebutkan, dari penelitian DNA itu, The Waitt Family Foundation menyimpulkan, nenek moyang orang Batak berasal dari Afrika.

Namun, tidak disebutkan dari wilayah mana, apakah Etiopia, Kenya, atau Tanzania.

Bisuk Siahaan, penulis buku itu mengirim sampel DNA orang Batak Toba dan Karo itu ke fasilitas penelitian The Waitt Family Foundation di Amerika Serikat.

Yayasan yang didirikan oleh National Geographic dan IBM itu memiliki beberapa fasilitas penelitian dan laboratorium khusus untuk menelusuri asal muasal suatu suku atau bangsa dengan cara mambandingkan DNA.

Menurut teori, semua orang memiliki DNA yang diturunkan oleh orangtua.

Berdasarkan penelitian, hanya pria yang memiliki kromosom Y, sedangkan perempuan tidak.

Kromosom Y ini diturunkan ayah ke puteranya, lalu ke cucunya laki-laki, dan seterusnya.

“Lebih kurang 50.000 hingga 60.000 tahun lalu, di Afrika terjadi musim kering yang sangat panas. Untuk menghindari cuaca yang tidak menyenangkan itu, mereka pindah ke sebelah utara Afrika di mana udaranya lebih sejuk dan lebih lembab,” tulis Bisuk.

 

Lalu, sekitar 50.000 tahun lalu, mereka meninggalkan Afrika menuju wilayah yang lebih hijau, di mana terdapat banyak makanan dan binatang buruan.

Mereka menuju Asia Tengah. Sebagian menetap di Iran dan sebagian lagi ke sebelah selatan Asia Tengah.

Peralatan hidup mereka masih sangat sederhana, terbuat dari batu, gading gajah, dan alat dari kayu.

Ternyata, mereka tidak betah di Asia Tengah. Sekitar 10.000 tahun kemudian, mereka bergerak ke timur, melintasi pegunungan di Asia Tengah seperti Hindu Kush, Tian Shan, dan Himalaya.

Disebutkan, rombongan pengungsi Afrika itu meneruskan perjalanan ke arah timur.

Mereka terbagi dalam tiga kelompok. Rombongan pertama melanjutkan ke Tiongkok.

Rombongan kedua berangkat ke India.

Lalu, rombongan ketiga menuju Asia Tenggara. Jumlah mereka diperkirakan 100.000 jiwa.

Rombongan ketiga itu menetap di “India Belakang” yakni Kamboja, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Laos.

Dalam bukunya, Bisuk menjelaskan, di tempat baru itu, rombongan ketiga tidak lama tinggal.

Soalnya, sekitar abad 10-12 sesudah masehi, suku Mongol dari Asia bagian utara menyerbu wilayah Asia Selatan.

Mereka menduduki daerah “India Belakang,” sehingga penduduk setempat terpaksa hijrah ke daerah pantai di Birma (Myanmar) atau Thailand.

“Tetapi mereka tidak betah tinggal di daerah pantai. Oleh karena itu, mereka memberanikan diri menyeberangi lautan, mengungsi ke daerah selatan yang lebih aman, sama seperti pengungsi Vietnam yang melarikan diri ke Indonesia pada abad ke-20,” tulis Bisuk dalam bukunya itu.

Sebagian dari pengungsi itu mendarat di Filipina (Bontoc dan Igorot), Taiwan (suku Tayal), Sulawesi Selatan (Toraja), Kalimantan, Sumatera, dan beberapa daerah lainnya.

Rombongan yang ke Sumatera Utara mencari permukiman jauh ke pedalaman dan menetap di kaki Gunung Pusuk Buhit di pinggir Danau Toba.

“Di sanalah mereka mendirikan perkampungan baru yang disebut Sianjur Mula-mula,” tulisnya.

Berdasarkan penelitian itu, diduga, leluhur suku Karen yang tinggal di Myanmar sama dengan leluhur suku Batak.

Soalnya, DNA kedua suku adalah Hapoglam O (M175), sama dengan jenis DNA suku Afrika yang pindah ke “India Belakang.

Demikian kisah singkat terkait asal usul suku batak, semoga informasi ini menambah pengetahuan terkait kerahaman suku bangsa nusantara.

 

Sumber: https://radarmukomuko.disway.id/

 

Author: Bang Ferry

Tinggalkan Balasan