Agenda pariwisata di Lombok Utara kembali digerakkan. Pada 12-13 Desember 2020, rencananya bakal digelar Pekenan Dayan Gunung di Gili Trawangan.
Dilansir dari Antara, acara ini diinisiasi pelaku pariwisata di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Ketua Gili Hotel Asosiation (GHA) Lombok Utara, Lalu Kusnawan mengatakan, kegiatan ini merupakan wadah untuk mengangkat keanekaragaman adat istiadat, budaya dan keindahan tempat wisata di sana–terutama saat situasi pandemi Covid-19.
“Kami juga ingin menggerakkan sektor UMKM, melalui keterlibatan seluruh pihak, sehingga muaranya dapat membangkitkan perputaran ekonomi masyarakat bisa kembali normal meski situasi Covid-19,” ujarnya di Mataram, Rabu (18/11/2020).
Baca juga:
- Gaya Umi Pipik Naik Jetski di Danau Toba Berbusana Syar’i-Pakai Cadar
- Mampu Pangkas Perjalanan Jadi 1,5 Jam, dari Medan ke Danau Toba Lewat Jalan Tol Baru Ini, Miliki Panjang 143,25 Km
- 5 Kali Isi Danau Toba Lenyap, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat
- Bali Disebut Tak Layak Dikunjungi Turis, Anggota DPR: Jadi Bahan Evaluasi
- Soroti Keindahan Alam Danau Toba di Aquabike Jetski World Championship 2024
Ia menyampaikan, Pekenan Dayan Gunung memiliki beberapa agenda, seperti pasar keris dan batu permata, pasar kerajinan dan kuliner khas dayan gunung, dan pasar kuliner tiga gili (Trawangan, Air dan Meno).
Agenda lainnya yaitu penampilan kesenian tradisional, restorasi terumbu karang di tiga gili serta gerakan penghijauan dengan melakukan penanaman pohon.
“Kami tidak melihat ada nilai transaksi berapa yang harus diperoleh, tetapi bagaimana melalui kegiatan ini ekonomi dan pariwisata di Lombok Utara bisa kembali menggeliat,” kata Kusnawan.
“Karena tidak dipungkiri semenjak COVID-19 pariwisata di Lombok Utara mati suri,” jelasnya.
© Disediakan oleh Kompas.com Suasana di kawasan wisata Gili Trawangan pasca-ditutup selama tiga bulan karena pandemi Covid-19, di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (13/6/2020). Pemerintah Kabupaten Lombok Utara siap menyambut fase new normal di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, menyusul kawasan wisata tiga gili itu masih berstatus zona hijau atau dinyatakan nol kasus positif Covid-19.Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Vidi Eka Kusuma mengakui saat ini pariwisata di sana turun di titik nol. Sebab, tidak ada wisatawan yang datang–baik domestik atau mancanegara.
Padahal, sebelum gempa maupun pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan bisa mencapai 5.000 orang dalam sehari–terutama di tiga Gili.
“Bahkan kalau peak season atau musim puncak terutama di bulan Agustus sampai Desember bisa tembus 8.000 orang sampai 10.000 orang dengan nilai transaksi Rp 800 juta hingga mencapai Rp 60 miliar satu hari. Itu dulu sebelum gempa dan COVID-19,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, selama ini sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) KLU, totalnya bisa mencapai 80 persen.
Bahkan, PAD Provinsi NTB di sektor pariwisata 60-70 persen disumbangkan dari Lombok Utara.
“Akan tetapi sejak adanya bencana gempa bumi tahun 2018, tingkat kunjungan wisatawan menurun drastis, ditambah pandemi Covid-19 semakin anjlok,” ucapnya.
Karena itu, kata Vidi, melalui kegiatan “Pekenan Dayan Gunung” pemerintah daerah bersama pelaku pariwisata mencoba meningkatkan animo wisatawan untuk datang kembali ke Lombok Utara.
Vidi menegaskan, pihaknya tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19.
“Promosi ini tetap dalam koridor protokol kesehatan bagi wisatawan yang datang harus menggunakan masker, mengatur jarak, tidak berkerumun, penyediaan tempat cuci tangan, handsanitizer, dan penyiagaan petugas,” katanya.
sumber: kompas.com
Tinggalkan Balasan