Pandemi Covid-19 membuat orang terpaksa menunda kegiatan traveling secara langsung. Namun, orang masih bisa berwisata secara virtual, salah satunya virtual heritage.
Kegiatan virtual tur bisa menjadi obat rindu bagi kamu yang tak bisa ke mana-mana karena pandemi.
Ada banyak kegiatan virtual tur yang bisa kamu ikuti, salah satunya Virtual Heritage yang digagas Traval.co selama 26 September-25 Oktober 2020.
Sabtu (10/10/2020), virtual heritage akan mengangkat tema Lepo Lorun Tenun Ikat Sikka. Wisatawan akan diajak belajar seluk beluk tenun di Sikka, Kecamatan Maumere, Nusa Tenggara Timur.
Baca juga:
- Gaya Umi Pipik Naik Jetski di Danau Toba Berbusana Syar’i-Pakai Cadar
- Mampu Pangkas Perjalanan Jadi 1,5 Jam, dari Medan ke Danau Toba Lewat Jalan Tol Baru Ini, Miliki Panjang 143,25 Km
- 5 Kali Isi Danau Toba Lenyap, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat
- Bali Disebut Tak Layak Dikunjungi Turis, Anggota DPR: Jadi Bahan Evaluasi
- Soroti Keindahan Alam Danau Toba di Aquabike Jetski World Championship 2024
Virtual tur dipandu teman dari komunitas Lepo Lorun, sebuah komunitas penenun tradisional Maumere di Kabupaten Sikka, Flores.
Perwakilan Lepo Lorun Valentino Luis mengatakan bahwa pada tur virtual kali ini, wisatawan akan diajak mengenal seluk beluk, sejarah, dan riwayat tenun di Sikka.
“Tenun Sikka itu populer juga di samping Tenun Sumba. Jadi di sini apa yang akan kami paparkan itu cukup banyak,” kata Valentino dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan Traval.co, Jumat (9/10/2020).
Pihaknya akan menguraikan tentang sejarah dan bagaimana tenun ikat itu hadir di wilayah kabupaten Sikka. © Disediakan oleh Kompas.com Seorang anak bermain di antara kain tenun ikat di Pasar Alok, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (31/7/2018). Di Pasar Alok, setiap Selasa mulai pukul 06.0013.00 Wita merupakan hari khusus bagi perajin seantero Kabupaten Sikka dan daerah lainnya untuk menjual kain tenun ikat hasil kerajinan tangan yang dibuat dengan mesin tenun tradisonal.
Menurut paparannya, tenun ikat Sikka sudah hadir 1.600 tahun yang lalu. Bukti itu pun sudah diakui secara internasional.
Wisatawan akan mendapat pengetahuan tersebut pada sesi sejarah tenun ikat Sikka. Berikutnya, wisatawan juga akan ditunjukkan bagaimana klasifikasi tenun ikat Sikka.
“Jadi berdasarkan pemetaan wilayah. Karena kita di sini ada beberapa etnik yang berbeda-beda. Dan masing-masing sub etnik di Sikka itu punya karakter dan ciri khas tenun masing-masing,” jelasnya.
Selain itu, wisatawan virtual juga akan diinfokan bahwa tenun ikat Sikka itu mengalami revolusi yang terlihat dari motifnya.
“Ketika misalnya bangsa Eropa masuk, Portugis, Belanda, dan masuknya agama Katolik yang menyebar di Sikka, itu motif pun mengalami perubahan atau revolusi,” sambung Valentino.
Wisatawan juga bisa melihat secara langsung bagaimana tenun hadir dan mengambil peran penting bagi kebudayaan juga nilai tenun bagi harkat dan martabat perempuan Sikka.
Hal tersebut karena sebagian besar para penenun, hingga pemain musik di Sikka adalah perempuan.
Tur virtual ini juga mengajak peserta menyaksikan secara langsung bagaimana proses tradisional pembuatan tenun ikat Sikka. Para perempuan Sikka akan menunjukkan satu per satu tahapan penciptaan sebuah lembar kain menurut tradisi aslinya.
Tertarik melihat dan belajar tradisi tenun ikat Sikka? Kamu bisa langsung menyaksikannya melalui channel Youtube Pesona Indonesia.
sumber: kompas.com
Tinggalkan Balasan