Kawah Ijen Resmi Jadi Bagian Unesco Global Geopark

12 Jul 2023 2 min read No comments News

Wisata Geopark Ijen, Jawa Timur, akhirnya resmi menjadi bagian dari 195 Unesco Global Geopark (UGGp) yang tersebar di 48 negara. UGGp merupakan salah satu program penting yang dilaksanakan UNESCO, dengan tujuan melestarikan dan mengembangkan sumber daya geologi bumi di dunia.

Geopark Ijen diketahui menjadi bagian UGGp berdasarkan hasil keputusan sidang Dewan Eksekutif Unesco pada agenda 216 th Session of the Executive Board di kantor UNESCO di Paris, Prancis, Rabu, 24 Mei 2023 lalu. Bahkan Ijen Geopark merupakan Geopark dengan nilai evaluasi tertinggi diantara 873 calon UGGp lain yang tersebar di Indonesia.

Penyerahan sertifikat resmi kepada UGGp yang lolos akan digelar pada September 2023 di Maroko. Pada forum tersebut, UNESCO telah mengundang secara resmi perwakilan Geopark di dunia termasuk Geopark Ijen dan Geopark lainnya di Jatim.

Geopark Nasional Ijen memiliki international outstanding value berupa keberadaan Blue Fire dan Danau paling asam di dunia. Didukung potensi keindahan sisa letusan Geologi, serta keberadaan flora fauna endemik, dan budaya lokal dapat menyerap banyak wisatawan.

“Program ini sangat penting terutama untuk mengedukasi masyarakat tentang kekayaan geologi di sekitar mereka dan betapa pentingnya sumber daya terebut dalam kehidupan manusia,” ujar Ketua Pengelola Geopark Ijen Periode Tahun 2023-2024, Muhammad Yasin, Selasa, 11 Juli 2023.

Yasin mengatakan, Unesco Global Geopark dimulai pada 2004, ketika Unesco secara resmi meluncurkan konsep Global Geopark di Konferensi Jaringan Global Geopark di Yunyang, China. Pada tahun yang sama, Unesco menetapkan empat Global Geopark pertama di Eropa.

“Sejak saat itu jumlah dan cakupan Unesco Global Geopark terus tumbuh di seluruh dunia. Alhamdulillah, Geopark Ijen lolos dan masuk sebagai bagian UGGp,” katanya.

Menurut Yasin, untuk bisa menjadi bagian Unesco Global Geopark memiliki kriteria yang ketat, yang harus dipenuhi dalam mengelola sumber daya geologi dan nilai budaya. Mereka juga bekerja sama dengan stakeholder setempat, komunitas, dan pemerintahan untuk merancang proyek-proyek yang bertujuan untuk mengembangkan potensi geologi, memberikan manfaat ekonomi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sumber daya geologi.

“Unesco Global Geopark juga memiliki program edukasi dan sosialisasi yang sangat baik, termasuk pelatihan-pelatihan dan penelitian yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan masyarakat. Dari sudut pandang lingkungan, Unesco Global Geopark juga menjadi model dalam menjaga kelestarian lingkungan konservasi sumber daya alam, dan mempromosikan praktik-praktik yang berkelanjutan,” urainya.

Secara keseluruhan, kata Yasin, program Unesco Global Geopark adalah suatu perwujudan yang sangat positif dari usaha bersama antara lembaga internasional, stakeholder setempat, dan masyarakat dalam menjaga, memanfaatkan, dan mengembangkan sumber daya geologi dan budaya dari seluruh penjuru dunia Kondisi Eksisting Geopark di Jawa Timur Saat ini di Provinsi Jawa Timur terdapat dua geopark berstatus UGG/UNESCO Global Geopark (Gunungsewu dan Gunung Ijen).

Geopark berstatus Nasional (Geopark Bojonegoro), dan beberapa berstatus aspiring untuk diajukan tingkat Nasional, yakni Bromo Tengger Semeru (BTS) meliputi Kabupaten Malang, Kabupatan Pasuruan, Kab Probolinggo, dan Kabupatan Lumajang, Bumi Manusia Wajak (Wajakensis) di Kabupatan Tulung agung dan Kabupatan Trenggalek, Karst di Kabupaten Malang, dan Kabupaten Blitar, Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Geopark Kabupaten Magetan, Gunung Kelud di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, dan lainnya. Sementara Geopark Ijen masuk sebagai Unesco Global Geopark (UGGp).

Tujuan dari Geopark Youth Forum adalah agar semakin banyaknya kaum muda yang lebih peduli terhadap lingkungan dan perkembangan perekonomian kreatif di daerah asalnya.

“Urgensi kehadiran Ibu Gubernur pada Konferensi Internasional ke-10 Geopark UNESCO di M’Goun UGGp, merupakan sebuah konferensi internasional yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali secara periodik oleh UNESCO, dan pada tahun 2023 akan diselengarakan pada 5-12 September 2023 di Maroko, Afrika,” katanya.

sumber: medcom.id

Author: 1toba

Tinggalkan Balasan