Piramid Toba 120 Meter Itu Menempel ke Bukit Lapisan Toba Tuff

29 Sep 2023 2 min read No comments Berita
Featured image

 Struktur unik berbentuk piramida di bukit di kawasan Danau Toba, Sumatra Utara, setengah badannya menempel ke bukit lapisan Toba tuff (batuan berpori sisa-sisa vulkanik) yang berumur 74 ribu tahun.

Apakah itu mencerminkan umur struktur piramidanya?

“Belum,” jawab Profesor Riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja, seperti dikutip dari CNNIndonesia.

Ia mengatakan, pihaknya masih akan meneliti struktur ini lebih lanjut. “Saya ingin tahu struktur di luarnya lebih detail lagi. Kita juga ingin tahu apakah ada struktur lagi di dalamnya, seperti gunung padang. Kemudian umurnya, apakah 1.000 tahun, apakah 5.000 apakah lebih tua lagi. Itu kan sangat penting ya,” ucap dia.

Di samping itu, Danny mengungkapkan susunan piramida ini memiliki kesamaan dengan Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat.

Kendati demikian, menurutnya, ada sedikit perbedaan antara piramida Toba dengan Gunung Padang dalam hal bebatuan. Menurutnya, Gunung Padang memiliki jenis yang batu panjang, sedangkan di piramida ini memiliki karakter bebatuan yang membulat bahkan cenderung lebih besar.

Sebelumnya, Danny mengatakan piramida (pyramid) itu ditemukan ketika ia tengah meneliti jalur gempa di lokasi tersebut. “Kebetulan Maret ada kerjaan gempa bumi di sana, ternyata di luar dugaan, ternyata strukturnya batuan besar dan gede sampai 120 meter tingginya,” kata Danny

Hipotesis awal menunjukkan bahwa struktur itu adalah piramida terkait dengan geomorfologi kawasan tersebut. “Jadi ketika saya melihat ini, saya langsung curiga, ini kayaknya bukan alamiah nih. Ya sudah langsung saya datengin dan ternyata bukan [alamiah],” tuturnya.

 

Penemu Pertama

Danny juga mengklaim bahwa dirinya merupakan penemu pertama struktur piramida tersebut. “Padahal sebetulnya lokasinya kalau ada kesempatan ke sana, itu enggak tersembunyi di hutan. Enggak. Itu di satu wilayah yang luas, dikenal orang. Orang di situ ada Istana Sisingamangaraja kok di lembah itu,” tuturnya.

“Jadi sudah banyak ahli geologi dan arkeologi yang sudah ke sama. Tapi ya itu, herannya piramida ini tidak ada yang lihat,” sambung dia.

Menurutnya piramida tersebut seperti bunglon karena struktur susunan bangunan tersamarkan oleh pohon dan belukar yang tumbuh di atas susunan batu.

Berdasarkan kesaksian warga sekitar, mereka menganggap susunan batu itu merupakan peradaban para leluhur yang ditinggalkan begitu saja.

Tidak hanya itu, di samping piramid juga dijadikan makam oleh warga sekitar. Dia menjelaskan bahwa penduduk di sekitar menjuluki piramida itu sebagai bukit A, yang merupakan bukti bahwa susunan piramida itu membentuk segitiga seperti huruf ‘A’.

 

Dapat Restu Luhut

Danny mengatakan penelitian terkait piramida ini sudah mempresentasikan temuan awal ini kepada Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

“Jadi April kemarin itu saya sempat presentasi di depan Pak Luhut, dia yang meminta, dia ingin tahu juga karena dengar dari salah satu staffnya,” kata Danny.

“Katanya sih mau dibantu untuk survei lebih lanjut pakai [sensor] LiDAR (Light Detection and Ranging), Georadar, Geolistrik. Tapi, ada alasan administrasi sehingga rada susah karena Kemenko Marves kan bukan lembaga riset,” sambungnya.

Danny saat ini masih menunggu proses administrasi di BRIN untuk melakukan penelitian. Jika sudah selesai, ia dan tim akan melakukan studi tahap awal sekitar beberapa bulan untuk mengetahui struktur dan usia piramida tersebut.

“Kita masih tunggu biayanya. Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan ini sudah ada pembiyaanya lah sehingga kita bisa langsung survei,” pungkas dia.

sumber: https://metrodaily.jawapos.com/

Author: 1toba

Tinggalkan Balasan