Kepariwisataan biasanya menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan penginapan sesuai keinginan seseorang untuk bepergian. Aktivitas wisata memang tidak tunggal, seperti dikutip dari buku Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Sebab itulah, perencanaan dan pengembangan kepariwisataan pun dibedakan menjadi berbagai jenis. Menurut E. Guyer Freuler, pariwisata dalam arti modern juga merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan kesehatan dan pergantian hawa.
Itu berarti tujuan berwisata tak hanya sekadar mengisi waktu luang untuk melepaskan penat, tapi pun untuk mengobati penyakit. Recuperational tourism sebutan untuk jenis wisata itu yang didasarkan pada motivasi wisatawan melakukan perjalanan untuk menyembuhkan penyakit, seperti berendam di sumber air panas, mandi lumpur, dan lain-lain.
Di Jepang, berendam air panas termasuk aktivitas yang diminati para wisatawan. Sekurang-kurangnya ada 27 ribu mata air panas atau onsen. Jika dihitung keseluruhan sumber air panas itu menyemburkan 2,6 juta liter air setiap menit. Mengutip situs web Nippon, sebagian besar dari 3.085 fasilitas penginapan di daerah sumber air panas di seluruh Jepang berada di sepanjang area vulkanis, maka tidak memerlukan pemanas eksternal.
Berendam menggunakan sumber air panas berefek terapi untuk meningkatkan kesehatan. Manfaat berendam air panas dasarnya adalah stimulasi, karena mineral dan berbagai elemen lainnya meresap dalam tubuh meningkatkan sekresi hormon. Ketika seseorang pertama kali memulai terapi air panas, saraf simpatik menjadi dominan mengalami peningkatan, yaitu tekanan darah, detak jantung, dan kadar gula darah.
Keadaan yang memperbaiki kondisi itu, saraf parasimpatik juga menjadi dominan menurunkan tekanan darah, detak jantung, dan gula darah. Saat itulah, saraf simpatik dan saraf parasimpatik secara bergantian mendominasi, sehingga terjadi kondisi keseimbangan yang memungkinkan tubuh untuk memperbaiki dirinya sendiri.
Sumber: tempo.co
Tinggalkan Balasan