Kabupaten Samosir kian memantapkan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan melalui serangkaian pengembangan atraksi dan infrastruktur.
Kawasan ini terus menunjukkan pesonanya sebagai bagian dari Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba yang ditetapkan sejak 2019.
Perjalanan menjelajahi negeri indah kepingan surga ini menyuguhkan pengalaman unik, dari panorama alam memukau hingga pertunjukan modern yang memikat hati.
Menara Pandang Tele Pesona 360 Derajat Danau Toba
Dari menara ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan Danau Toba secara 360 derajat tanpa halangan.
Menara Pandang Tele yang berlokasi di jalan lintas Tele-Pangururan ini memiliki ketinggian sekitar 1.400-an mdpl.
Struktur menara ini terbagi menjadi tiga area utama yaitu skybridge, skywalk, dan area Tarombo yang menampilkan silsilah marga Batak.
Dilansir dari video kanal youtube Potret, dari puncaknya, terlihat jelas panorama Bukit Holbung serta Air Terjun Efrata yang menambah keindahan lanskap pariwisata Samosir.
Untuk menikmati semua keindahan ini, tiket masuknya cukup terjangkau.
Pengunjung dari Samosir dikenakan biaya Rp10 Ribu, sementara wisatawan dari luar Samosir membayar Rp20 Ribu.
Fasilitas penunjang seperti area suvenir, kafe, toilet, dan lahan parkir yang luas telah tersedia untuk kenyamanan wisatawan.
Setiap akhir pekan, destinasi wisata Samosir ini mampu menarik seribu hingga empat ribu pengunjung.
Keajaiban Air Mancur Menari di Jantung Kota Samosir
Perjalanan berlanjut menuju Pangururan, jantung kota Samosir yang kini memiliki wajah baru.
Di sana, atraksi Waterfront City Pangururan berupa air mancur menari menjadi magnet utama bagi para wisatawan.
Pertunjukan spektakuler ini dapat disaksikan setiap Jumat, Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional pada pukul 20.00 WIB.
Khusus hari Sabtu, terdapat sesi tambahan pada pukul 21.00 WIB untuk mengakomodasi antusiasme pengunjung yang tinggi.
Kemajuan pesat pariwisata Samosir ini membawa dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal.
Fotografer setempat seperti Anto dan Jaka merasakan betul peningkatan pendapatan berkat ramainya kunjungan wisatawan di Pangururan.
Harga tiket untuk menyaksikan pertunjukan air mancur menari ini sama persis seperti di Menara Pandang Tele.
Tiket seharga Rp10 Ribu untuk penduduk Samosir dan Rp20 Ribu untuk wisatawan dari luar wilayah.
Menyibak Denyut Kehidupan Samosir
Perjalanan dilanjutkan untuk melihat denyut nadi perekonomian lokal.
Mengunjungi Onan Samosir, yang berarti pasar tradisional, memberikan gambaran nyata aktivitas masyarakat.
Di sepanjang jalan, para pedagang hasil bumi dan pembeli berkumpul melakukan transaksi dalam suasana yang ramai.
Setelah dari Onan, Jembatan Aek Tano Ponggol yang ikonik menjadi titik perhentian selanjutnya, menghubungkan daratan Sumatra dan Pulau Samosir.
Melodi Tradisi dan Ketenangan di Upa Gordang Healing
Destinasi unik lainnya dalam pariwisata Samosir adalah Upa Gordang Healing di Desa Turpuk Limbong, Kecamatan Harian.
Tempat ini menawarkan pengalaman berkemah dan bermain kayak sembari menikmati ketenangan langsung di tepi Danau Toba.
Upa Gordang Healing dikelola oleh Elfrida, putri bungsu dari maestro Gondang Batak sekaligus budayawan Samosir, Guntur Sitohang.
Pengunjung tidak hanya disuguhi alam, tetapi juga alunan musik tradisi yang menyentuh jiwa.
Elfrida bersama putranya yang berusia 4 tahun, Mangisal, sering memainkan alat musik Tagading dan Garantung.
Mereka membawakan lagu-lagu ciptaan Guntur Sitohang yang liriknya disesuaikan untuk menceritakan keindahan pariwisata di Kecamatan Harian.
Pengalaman mendengarkan alunan musik Batak Toba dari pewarisnya secara langsung menjadi sebuah momen emosional dan tak terlupakan.
Kisah Elfrida yang mendedikasikan diri merawat orang tua sekaligus mengembangkan pariwisata Samosir menambah nilai mendalam pada kunjungan ini.
Pariwisata Samosir secara konsisten berhasil membuat setiap pengunjung terpukau.
Semoga kelestarian alam serta kekayaan budayanya dapat senantiasa terjaga untuk generasi mendatang.
sumber: netralnews.com
Leave a Reply