Akhirnya Terungkap Lokasi Piramid Toba yang Viral dan Dirahasiakan,Ditemukan Benda-benda Ini

2 Oct 2023 6 min read No comments Uncategorized @id
Featured image

 Setelah mencocokkan gambar yang viral tersebar media sosial soal Pyramid Toba, Tribun Medan mencoba mencari lokasi tersebut.

Dalam pencarian, lokasi tersebut berada di Desa Marbun Toruan, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas.

Dalam pendakian bukit tersebut, wartawan Tribun Medan menemukan tiga level.

Level pertama memiliki tiga teras yang luasnya bervariasi.

Teras pertama memiliki panjang sekitar 30 meter dan lebar sekitar 8 meter.

Teras kedua memiliki panjang 25 meter dan lebar 6 meter.

Dan teras ketiga memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebar 5 meter.

Antara level pertama dan kedua, rumput dan kayu-kayu masih tumbuh.

Kawasan tersebut belum dibersihkan sepenuhnya.

Setelah pendakian 30 meter, level kedua sudah terlihat.

Terlihat ada tiga teras dengan ukuran yang lebih kecil dari level pertama.

Pada teras pertama, ada sebanyak 4 lesung batu serta dinding batu yang membentuk ruang di pinggir pyramid tersebut.

Pendakian berlanjut sekitar 50 meter, level puncak atau level ketiga tiba.

Sebuah bendera Merah Putih berlibar pada tiang dari bambu.

Tampak dari puncak Lembah Bakkara yang memanjang di pinggiran Danau Toba.

Tonjolan yang disebut pyramid ini berada pada dinding bukit yang berdekatan dengan tempat perkampungan Marga Pasaribu.

Informasi yang beredar di masyarakat sekitar, kawasan tersebut merupakan lokasi perkampungan Marga Banjarnahor setelah menyebar dari area Toga Marbun yang berada di Desa Parmonangan, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas.

Di desa tersebut terdapat sebuah dermaga atau yang dikenal masyarakat sekitar Bontean.

Bila dilihat dari puncak yang disebut pyramid, diperkirakan, ada sekitar 50 meter surutnya Danau Toba yang melahirkan Lembah Bakkara.

Bila benar lokasi tersebut adalah lokasi yang disebut-sebut sebagai Pyramid Toba, pihaknya merasa gembira karena akan menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat soal sejarah berdirinya Lembah Bakkara.

Walau tak bisa pastikan soal waktu terjadinya lokasi Letter A tersebut, ia sebut kawasan tersebut bakal memiliki cerita baru.

“Kita sudah pernah juga ditemui pihak Dinas Pariwisata dan Pertanian dari Pemkab Humbahas soal lokasi tersebut. Kita setuju dengan upaya yang mereka mau lakukan di sana,” terang Hasiholan Banjarnahor (74) saat ditemui di Desa Marbun Toruan, Minggu (1/10/2023).

Selanjutnya, adik Hasiholan Banjarnahor juga mengutarakan seputar lokasi tersebut.

Pria bernama Jannes Banjarnahor (63) mengutarakan ada 6 orang yang datang ke lokasi tersebut yang disebut-sebut sebagai peneliti.

Ia sebutkan, peneliti tersebut menggunakan alat perekam lokasi melalui drone.

Kalau peneliti itu datang pada tahun lalu. Tidak persis tahu kapan soal tanggal dan bulannya. Ada enam orang, katanya.

Danau Toba surut itu ada sekitar 50 meter sehingga bisa Lembah Bakkara ini dihuni, tuturnya.

Ia juga tidak tahu kapan masyarakat yang berada di lokasi disebut-sebut pyramid Toba pindah atau beralih ke tempat lain.

Sesudah lokasi ditinggalkan, kawasan tersebut dijadikan lahan pertanian.

Soal lahan itu (yang disebut-sebut pyramid Toba), itu pernah menjadi lokasi pertanian. Kalau soal batu yang disusun itu sudah ada sebelumnya, sambungnya.

Ia juga semakin yakin bahwa kawasan itu bekas perkampungan dengan adanya lesung batu.

Iya. Kalau ada losung atau lesung, itu adalah bekas perkampungan, katanya.

PIRAMID TOBA Setinggi 120 M Ditemukan, Luhut Cek Lokasi, Prof Danny: Sudah Setahun Kami Rahasiakan

Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Kabupaten Toba, Sumatera utara, pada Sabtu (23/9/2023) hingga Minggu (24/9/2023).

Adapun kunjungan Menko Luhut ini untuk melihat keberadaan lokasi Piramida Toba.

Kunjungan Luhut ini juga disampaikan Prof Danny Hilman Natawidjaja melalui akun media sosial Facebooknya.

Danny Hilman Natawidjaja merupakan Research Professor di Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Lulusan California Institute of Technology itu juga mengungkapkan, bahwa Piramida Toba itu akan ‘go public’.

“Akhirnya, keberadaan PIRAMID TOBA yang kami rahasiakan dulu selama setahun akan mulai ‘go public’ karena besok tanggal 23 September 2023, Bapak Menko Marves akan berkunjung ke sana untuk cek lokasi,”tulis Prof Danny Hilman Natawidjaja.

Terkait lokasnya, Prof Danny Hilman Natawidjaja belum mengungkapkannya.

“Belum bisa saya bilang (lokasinya) di sini ya, maaf, mohon bersabar,”tulisnya.

Menurut Prof Danny, struktur “Piramid” Toba ini jelas tidak sederhana.

“Batu-batu penyusunnya banyak yang besar-besar, sebesar kerbau sampai atas. Tingginya 120 meter!”bebernya.

Penjelasan Prof Danny, preserved strukturnya masih jelas, tinggal dibersihin saja alang-alangnya.

“Yang (terlihat) di foto itu cuma bagian atasnya saja, paling seperempatnya, ke bawah itu masih jauh,”jelas Danny.

Prof Danny juga mengungkap bahwa di “Piramid” Toba itu ada artifak atau prasasti yang menyertai.

Meski prematur “go public-nya”, namun kata Prof Danny, tidak masalah.

“Enggak apa-apa, sudah jalannya begitu mungkin. Dan mungkin tepat juga, karena ternyata sudah ada orang yang mau bikin rumah di teras 1 paling bawah, jadi memang sudah harus bergerak,”pungkasnya.

“Piramid” Toba ini juga ada kemiripan dengan situs Gunung Padang yang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. “Iya ada miripnya (Situs Gunung Padang),”ujar Prof Danny.

Bagaimana tanggapan Bupati Toba, Poltak Sitorus?

Terkait isu tersebut, Bupati Toba Poltak Sitorus mengaku baru mendengarnya saat kehadiran Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan di Toba, Sabtu (23/9/2023) hingga Minggu (24/9/2023).

Ia juga menyampaikan, dirinya tak tahu persis soal piramid Toba, termasuk lokasi dan strukturnya.

Memang ada sepintas, enggak detail. Saya juga belum tahu banyak soal pyramid Toba itu, tutur Poltak Sitorus, Senin (25/9/2023).

Ia merasa bangga kalau piramid tersebut benar-benar ada. Ia berharap, hal tersebut memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Selama ini, masyarakat hanya mengetahui soal proses alam terjadinya letusan Gunung Toba yang mengakibatkan adanya Danau Toba.

Dengan adanya penemuan piramid Toba, ia yakini masyarakat sekitar pun semakin paham akan proses alam.

Kalaupun itu ada, kita bangga dong. Sekarang, bukan cuman event lagi dan soal peristiwa terjadinya letusan Gunung Toba. Ini sudah menjadi biasa, terangnya.

Melalui penelitian, info soal piramid tersebut akan terbuka kepada publik. Pasalnya, hingga saat ini, lokasi pyramid tersebut belumlah ia ketahui.

Itu memang membutuhkan riset atau penelitian, soal bagaimana sebenarnya lokasinya dan siapa telah melihat itu, tuturnya.

Kalau lokasi belum tahu persis. Hanya sepintas kami bicarakan soal itu. Soal apakah lokasinya dirahasiakan, saya juga enggak tahu. Yang pasti saya tidak tahu banyak,tuturnya.

Selanjutnya, ia mendapatkan pesan Luhut Binsar Panjaitan agar event Toba Marathon Festival di Toba menjadi agenda tahunan.

Beliau (Luhut Binsar Panjaitan) juga ikut memberangkatkan para pelari marathon. Ia sampaikan juga agar event tersebut dapat dijadikan sebagai event tahunan. Ia sangat mendukung kegiatan tersebut, pungkasnya.

Sekadar Tentang Situs Gunung Padang

Situs Gunung Padang di Jawa Barat. (Istimewa)

Situs Gunung Padang di Jawa Barat. (Istimewa)© Disediakan oleh Tribun-Medan.com

Situs Gunung Padang hingga saat ini masih dilakukan penelitian.

Situs Gunung Padangmerupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, KecamatanCampaka,Kabupaten Cianjur.

Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, di jalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi.

Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m?2;, terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 hektar, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

Penemuan

Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, “Buletin Dinas Kepurbakalaan”) tahun 1914.

Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Kemudian, tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.

Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi.

Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam.[1] Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat. Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi, raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam.

Sementara, fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM.

Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada.

Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum/Zaman Batu

(cr3/tribun-medan.com)

Author: 1toba

Tinggalkan Balasan