Apa Perbedaan Solo dan Surakarta? Berikut Penjelasannya

18 Jul 2022 2 min read No comments Uncategorized @id

Kota Surakarta merupakan kota budaya yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Terdapat Keraton Surakarta yang merupakan istana dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sekaligus obyek wisata budaya.

Keraton Surakarta Hadiningrat
Keraton Surakarta Hadiningrat

Kota Surakarta kerap disebut dengan nama Kota Solo oleh sebagian masyarakat. Bahkan, ada sejumlah masyarakat yang mengira bahwa dua kota tersebut merupakan wilayah yang berbeda.

Lantas, apa perbedaan Solo dan Surakarta? Ternyata, keduanya memiliki sejarah yang berbeda seperti dirangkum oleh Kompas.com berikut ini.

Sejarah Kota Surakarta

Sebelum mengetahui perbedaan Solo dan Surakarta, terlebih dulu kita perlu memahami kelahiran Kota Surakarta. Mengutip Kompas.com (3/7/2021), kelahiran Kota Surakarta tidak lepas dari sejarah berdirinya Keraton Surakarta.

Sejarah berdirinya Keraton Surakarta berkaitan dengan Kerajaan Mataram Islam. Kerajaan Mataram Islam sempat mengalami beberapa kali pemindahan ibu kota.

Ilustrasi Monumen Patung Slamet Riyadi di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo.
Ilustrasi Monumen Patung Slamet Riyadi di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo.

Saat Amangkurat II naik takhta, pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah Wanakerta, yang kemudian disebut dengan Kartasura. Pemindahan ini disebabkan pemberontakan yang dipimpin oleh Trunojoyo.

Namun, pada 1743 terjadi peristiwa Geger Pecinan yang berdampak pada kehancuran Keraton Kartasura. Peristiwa tersebut dipicu oleh pemberontakan etnis Tionghoa lantaran Pakubuwono II, yang kala itu memimpin Keraton Kartasura, dinilai berpihak kepada Belanda.

Kemudian, Pakubuwono II memerintahkan pemindahan keraton dari Kartasura ke Desa Sala. Desa Sala dipilih karena beberapa faktor, tetapi utamanya karena posisinya yang dekat dengan Sungai Bengawan Solo.

Secara resmi, Keraton Surakarta di Desa Sala mulai ditempati pada 17 Februari 1745, meskipun pembangunannya belum selesai sepenuhnya.  Pakubuwono II mendiami keraton sampai hari wafatnya, yaitu pada 1749.

Setelah peristiwa yang dikenal sebagai bedol keraton ini, wilayah Desa Sala berkembang pesat hingga menjadi kota seperti saat ini.

Keraton Surakarta Hadiningrat yang ada di Kota Surakarta, Jawa Tengah
Keraton Surakarta Hadiningrat yang ada di Kota Surakarta, Jawa Tengah

Sejarah nama Kota Solo

Seperti disampaikan sebelumnya, pusat Keraton Surakarta dipindahkan ke Desa Sala. Nah, sejarah nama Kota Solo ternyata berasal dari Desa Sala.

Mengutip Kompas.com (30/5/2019), nama Kota Solo sebenarnya berasal dari pengucapan orang Eropa pada masa penjajahan. Orang-orang Eropa tersebut tidak bisa menyebut Sala, sehingga pengucapannya bergeser dari Sala menjadi Solo.

Sementara itu, situs DPRD Kota Surakarta menyebutkan bahwa nama Solo menjadi tren yang dipakai secara luas di masyarakat sampai sekarang.

Rombongan Perkusi dari Keraton Surakarta Hadiningrat.
Rombongan Perkusi dari Keraton Surakarta Hadiningrat.

Sejarah nama Kota Surakarta

Meskipun lebih familier dengan nama Solo, namun Surakarta merupakan nama administrasi yang digunakan hingga saat ini, berdasarkan informasi dari laman situs DPRD Kota Surakarta.

Nama Surakarta digunakan dalam kondisi formal atau pemerintahan, sedangkan nama Solo lebih banyak digunakan dalam percakapan umum.

Grebeg besar diselenggarakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.
Grebeg besar diselenggarakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.

Nama Surakarta beradal dari Bahasa Jawa yakni sura yang berarti keberanian dan karta berarti sempurna atau penuh. Selain itu, nama Surakarta dapat dikaitkan dengan permainan kata dari Kartasura, yang merupakan keraton sebelum pindah ke Desa Sala.

Nama Surakarta mulai digunakan saat Keraton Surakarta didirikan, tepatnya saat peristiwa bedol keraton dari Keraton Kartasura ke Desa Sala, sebagai kelanjutan monarki Kartasura.

Sumber: kompas.com

Author: Gabriel Ido

Share:

Tinggalkan Balasan