Profile
This post is also available in: Indonesia (Indonesian)
- Tongging, Paleozoic basement and caldera wall
- Sipisopiso volcanic cone and Landform Panoramic view
Geological Aspects
Sipisopiso Waterfall, is a trace of a normal fault which is part of the caldera collapse (above), and a panoramic view of the landscape at the northern tip of Lake Toba in the Ds. Tongging, showing giant blocks of Mesozoic – Paleozoic age bedrock exposed by the collapse of the caldera after the YTT eruption. Pumice rock YTT deposits, found in Tiga Runggu (above) and near Brand (below). In the YTT deposits around Tiga Runggu (above), chunks of pumice measuring > 40 cm were found, embedded in non-welded ignimbrite deposits.
Biological Aspects
The Sipisopiso Tongging Geosite, located in Karo Regency, has agricultural and plantation potential as a producer of vegetables and fruit in North Sumatra, even for export abroad. One type of plant is Dutch Eggplant and Passion Fruit. Martabe is the name for a juice drink that is popular with people in North Sumatra and even Indonesians and foreigners who visit North Sumatra or the Lake Toba area. Martabe juice is made from a mixture of Passion Fruit and Dutch Eggplant which tastes delicious and fresh and can restore energy. For Fauna there are White Storks, King Fisher, Quail, Pora-Pora Fish, Turtledoves and others.
Cultural Aspects
Suku Karo mendiami daerah bagian utara Provinsi Sumatera Utara, terutama di daerah tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, dan sebagian Dairi. Sebagian besar Suku Karo masih hidup di desa-desa yang disebut kuta. Kuta merupakan kesatuan teritorial yang dihuni oleh penduduk dari beberapa merga (klen) yang berbeda. Dalam kuta terdapat dua atau lebih deretan rumah adat. Namun, sekarang tidak semua kuta memiliki rumah adat. Di beberapa tempat kita masih dapat menemukan rumah adat Karo yang sudah berusia ratusan tahun diantaranya di Desa Lingga, Dokan dan Peceren. Rumah Adat Karo terkenal karena keunikan teknik bangunan dan nilai sosial-budayanya. Rumah Adat Karo memiliki konstruksi yang tidak memerlukan penyambungan. Semua komponen bangunan seperti tiang, balik, kolom, pemikul lantai, konsol, dan lain-lain tetap utuh seperti aslinya tanpa dilakukan penyerutan ataupun pengolahan. Pertemuan antar komponen dilakukan dengan tembusan kemudian dipantek dengan pasak atau diikat menyilang dengan ijuk untuk menjauhkan rayapan ular. Bagian bawah, yaitu kaki rumah, bertopang pada satu landasan batu kali yang ditanam dengan kedalaman setengah meter, dialasi beberapa lembar sirih dan benda sejenis besi. Rumah Adat Karo berbentuk panggung dengan dinding miring dan beratap ijuk. Letaknya memanjang 10-20 meter dari timur ke barat dengan pintu di kedua jurusan mata angin itu. Posisi bangunan Rumah Adat Karo biasanya mengikuti aliran sungai yang ada di sekitar desa. Pada serambi muka terdapat semacam teras dari bambu yang disusun yang disebut ture.
Salah satu Desa Tradisional di perbatasan deliniasi Geopark KALDERA Toba adalah Desa DOKAN. Di Desa Dokan, Kecamatan Merek ini sebagai pintu gerbang masuk ke kawasan Geosite Sipiso-piso Tongging, terdapat satu desa wisata yang mana masih dijumpai beberapa rumah tradisional masyarakat Karo. Meskipun usianya belum cukup tua namun hal ini perlu untuk mendapatkan apresiasi sebagai bentuk pelestarian dan revitalisasi terhadap rumah-rumah tradisional masyarakat Karo. Pada umumnya rumah-ruamah tradisional Karo berupa rumah panggung dengan tiang-tiang penyangga dari kayu, serta dinding-dindingnya juga dibuat dari bahan kayu. Pintu masuk yang dibuat kecil memiliki konsep bahwa masyarakat Karo pada masa lalu ketika masuk rumah harus menundukkan badan sebagai bentuk penghormatan. Atapnya dibuat dari bahan ijuk, dengan bentuk limas dan ornamen-ornamen yang raya di bagian depannya. Pada ujung atap terdapat simbol kerbau.
Map
Sorry, no records were found. Please adjust your search criteria and try again.
Sorry, unable to load the Maps API.